Senin, 24 November 2014

BAKSO 2000 RUPIAH

Selepas mengajar di panti asuhan Muhammadiyah sore itu, di depan panti lewat seorang pedagang makanan keliling naik sepeda. Salah seorang anak panti, berkata,"mau beli ah, buat buka nanti. Sambil memanggil penjual makanan tadi.
Kuhampiri mereka," Itu apa to Rul? Cilok? Belikan juga untuk semua temanmu, biar ibu yang bayar".
"Niki bakso Bu, bakso ideran", kata bapak tua si penjual.
"Pintenan niku pak?", tanyaku.
" kalih ewu bu,"jawab bapak itu.
"Nek ngge cah 16 tasih pak?", tanyaku, ketika kulihat panci baksonya cuman sedikit bakso yang terlihat.
"Tasih bu," jawab bapak itu sambil sibuk mengeluarkan bakso dan menyiapkan plastik2 pembungkus bakso.
Segera anak-anak yang tidak piket merubung bapak itu, sepertinya mereka sudah biasa dengan si bapak.
"Gek dho ngadhahi dewe-dewe, baksone njupuk 6".
Bakso 2000 rb dapat 6 butir bakso, sedikit irisan tahu dan sawi lengkap dengan sambel dan kecapnya, butiran baksonya jelas cuilik2, sepertinya bakso ayam atau cuman tepung kanji saja?
Kukeluarkan uang 35 rb kuserahkan pada bapak itu.
"Budhe, sing 3000 nggo aku yo, aku yo gelem,"kata temanku yang bersamaku ke panti sore itu.
"Cekap artane pak?".
"Nggih bu, matur nuwun".
Masya Allah, uang 35 rb bisa nraktir bakso 17 orang ! Anak-anak itu senang, bapak tua penjual bakso itu senang, kelarisan.
Sepanjang jalan pulang, hatiku diliputi rasa syukur atas pelajaran yang Allah tunjukkan padaku sore ini. Berapa coba laba bapak itu jualan bakso keliling seharga 2000 rb-an? Kegembiraan dan kebahagiaan yang Allah rasakan kepada hambaNya memang tak terbatasi oleh rupiah.
Bahagia itu mudah dan murah.