Jumat, 04 Juli 2014

KEMUDAHAN

Suatu pagi aku berjalan kaki ke rumah saudara. Di jalan bertemu dengan tetanggaku, sudah berusia lanjut, dengan menenteng beban di kedua tangannya. Satu keranjang belanjaan, satunya tabung gas 3 kiloan. Karena jalanku searah, maka setelah kusapa, kuambil tabung gasnya, sambil berkata, "Kula betakke bu".
Untungnya tidak terlalu jauh, bukan karena pecitraan tapi memang aku tidak begitu kuat bawa beban sakjane. He he he.
Sambil jalan kubertanya pada simbah itu,"Kok mboten ken dugekke mawon bu".
"Ora gelem mbak, wong gas cilik nek sing gedhe kae yo gelem", jawab ibu itu.

Malam harinya aku teringat kejadian tadi dan baru sadar kalo selama ini aku hampir tidak pernah pergi mencari gas sendiri. Driku yang masih terhitung muda dibanding ibu itu yang usianya hampir 2x usiaku, gas selalu bisa minta diantar ke rumah meski gas 3 kiloan sekalipun. Apapun sebabnya, harus diakui Allah telah memberi kemudahan lebih bagiku. Sebuah kemudahan yang tak kusadari.
Ternyata banyak kemudahan -kemudahan hidup yang tak kita sadari, kita anggap wajar sajalah kemudahan itu kita dapatkan. Padahal sejatinya kemudahan hidup itu adalah kenikmatan yang tak semua orang mendapatkannya.
 

Jika kita tak menyadarinya, mungkinkah kita akan bisa mensyukurinya?
Kemudahan yang kita dapatkan ini bisakah membawa kita untuk lebih mudah taat kepada Allah Ta'alaa?
Ada banyak pertanyaan yang bisa kita tanyskan pada diri srndiri, untuk memperbaiki diri sendiri, agar kemudahan yang Allah beri menjadi sebab untuk kemudahan kita selanjutnya di akhirat nanti.

LALAI

Suatu malam sekitar jam 2 dini hari, aku terbangun berasa ingin ke kamar mandi. Ketika keluar kamar, aku terperanjat kaget, ada 2 kucing melintas tepat di depanku. Deg, jantungku berdetak cepat. Aku tidak punya kucing, lalu darimana mereka masuk? Dengan berdebar-debar aku berjalan ke arah pintu depan, jangan-jangan….tepat sekali dugaanku, pintu depan terbuka. Agak gemetar segera kututup pintu depan.
Ya…Allah terima kasih atas perlindunganMu, pintu depan lupa tidak kami tutup bukan hanya sekedar tidak dikunci. Saat itu kami memang benar-benar lalai menutup pintu, pintu terbuka bukan karena di masukin orang, karena memang tidak satupun barang kami hilang. Kebetulan rumah kami terhalang rumah Ibu dari jalan depan, itu salah satu hal yang menyelamatkan.
 
Tetapi bagaimanapun, ini adalah kelalaian. Dan ketika kelalaian tidak berakibat keburukan adalah satu nikmat karena Allah berkehendak melindungi dan menghindarkan kami dari sebuah kejahatan. Dan yang namanya kelalaian tentu bukan untuk diulangi, karena jika kelalaian itu kami ulangi atau parahnya disengaja, sangat bisa kejadiannya akan berbeda.
 
Demikian pula dengan kesalahan-kesalahan kita, jika Allah berkehendak menutup aib-aib kita maka orang lain tak akan tahu kemaksiatan yang kita lakukan. Allah melindungi kita dari akibat buruk kelalaian atau kesalahan kita di dunia sedang di akhirat tetap ada pertanggungjawabannya selagi kita tidak mohon ampun dan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Kesempatan memperoleh ampunan Allah terbuka lebar di bulan Romadhon yang akan kita masuki, hingga Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda sangat rugi orang yang mendapatibulan romadhon dan tidak mendapat ampunan. Kesalahan kita tak hanya ditutupi tetapi juga dihapuskan dan Allah ganti dengan pahala yang tanpa batas sebagaimana yang Allah janjikan.
Sebuah kelalaian besar jika sampai kesempatan ini terlewat begitu saja.