Selasa, 25 Juni 2013

IKHLAS

Anak muda itu bekerja dalam diam, tak pernah mengeluh, tak mengenal rasa lelah dan setiap di sapa selalu senyum meski nyaris semua pekerjaan di masjd itu dia yang membereskan tanpa di suruh. Setiap pagi dia membersihkan dalam dan luar masjid, membersihkan kamar mandi dan seminggu sekali dia menyucikan rukuh-rukuh masjid yang dipakai jamaah yang mampir untuk sholat. Ketika di masjid sore harinya ada acara maka dia dengan sigap membuatkan minum, menyajikannya dan kemudian membersihkannya, ada atau tidak yang membantu.
Untuk semua yang dia kerjakan dia tidak mengharapkan imbalan/upah, diberi pun dia tidak mau terima. Bahkan karena dia tidak mau menerima pemberian dari masjid maka kemudian pihak takmir berinisiatif untuk membukakan rekening atas nama dia sebagai tabungan buat dia jika sewaktu-waktu dia membutuhkannya, belum pernah juga diambilnya.
Dia punya pekerjaan, selepas selesai membersihkan masjid dia bekerja sampai sore kemudian kembali ke masjid hingga masjid sepi dari aktivitas.
Ketulusan dan keikhlasannya mengherankan banyak orang, dia tidak membutuhkan pujian karena pendengarannya sedikit kurang yang membuat orang lain susah berkomunikasi dengannya.
Penampilannya sangat sederhana kalau tidak boleh disebut lusuh bukan karena tidak ada yang memperhatikannya, banyak hadiah baju koko hanya ditumpuknya saja.
Di balik semua itu, aku rasa Allah mencukupinya, memberinya rasa bahagia yang tidak dimengerti atau bahkan dimiliki oleh orang lain. Kebahagiaan yang Allah janjikan untuk hamba-hambaNya yang ikhlas memakmurkan masjidNya meski tak nampak hebat di hadapan manusia.
Keiklhlasannya mengajarkan padaku untuk tidak sakit hati jika kebaikan yang kita kerjakan tidak diakui atau bahkan disalahpahami.
Ikhlas memang tidak mudah karena setan memang selalu berusaha membelokkan niat kita agar amalan kita menjadi tak berharga. Kepada Allah jugalah kita memohon pertolongan.

Sabtu, 22 Juni 2013

Terhindar dari musibah

Ada satu kejadian horor yang pernah kualami, begini kejadiannya:
Di depan rumah, persis di kiri teras ada pohon jambu air, dagingnya tebal, merah dan manis. Sedang di sebelah kanan terasku ad pohon belimbing. Suatu saat pohon jambu itu berbuah lebat , sayang tinggi, jadi kalau tidak memanjat tidak bisa memetik buah jambunya. Hari itu bersama beberapa ponakan, tetangga dan anak-anakny kami pesta jambu, dipetikkan salah seorang tetanggaku. Di saat sedang asyik makan jambu air, tetanggaku itu memanjat atap terasku lagi dengan membawa arit untuk memotong daun-daun belimbing untuk makan kambingnya. Memang biasa begitu karena pohon belimbing itu banyak lalat buahnya sehingga beimbingnya tidak bisa dimakan.
Melihat tetanggaku naik membawa arit tepat diatas kepalaku, aku langsung berpikir untuk pindah tempat dan berkata untuk memperingatkan tetanggaku itu agar berhati-hati mengingat banyak orang di bawah. Baru saja aku berdiri belum sempat berkata apa-apa, sebuah benda keras mengenai kepalaku..dueng !! benda itu memantul jatuh ke tanah.
Tahukah teman benda apa yang jatuh mengenai kepalaku? Kekhawatiranku benar-benar terbukti, benda itu adalah mata arit yang terlepas dari ganggangnya dan jatuh mengenai kepalaku. Tetapi syukur alhamdulillah, arit itu mengenai kepalaku dalam posisi tidur, jadi kepalaku benjol pun tidak. Jika kejadiannya posisi arit itu dalam keadaan berdiri maka bisa jadi nasibku akan sampai di ruang ICU.
Bahwasanya tidak ada yang dapat memberikan madharat kecuali apa yang telah Allah tetapkan menimpa kita. Seringkali kekhawatiran kita memang benar terjadi tetapi akibatnya sering tak seperti yang kita khawatirkan. Berserah diri dan selalu bertawakal kepada Allah akan membawa ketenangan dan ketentraman hidup di situasi apapun.
"Ya Allah, jadikan kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan".
.

Jumat, 14 Juni 2013

SELINTAS KENANGAN

Biasanya tak ada perasaan apa-apa ketika masuk RS PKU Yogyakarta, entah sudah beberapa puluh kali untuk membezuk saudara, tetangga atau sahabat.
Tetapi sore itu ketika bersama suami, ibu mertua dan beberapa tetangga untuk menjenguk tetangga kami, tiba-tiba aku teringat kejadian beberapa belas tahun yang lalu.

Di sana di depan ruang periksa itu aku duduk dengan wajah pucat menunggu giliran, pandanganku berkunang-kunang nyaris mau pingsan. Kemudian pandanganku menoleh ke sebelah kanan koridor, dulu di sana ruang USG. Aku pernah duduk menunggu di sana ditemani suami dengan kecemasan dan keresahan yang tak terjemahkan.
Ketika waktu maghrib tiba dan kami sholat maghrib di masjid RS, kembali aku teringat, aku pernah juga duduk di pojokan sana waktu itu.

Tak terasa air mataku mengalir. Ya Rabbi, ujianMu datang ketika kami baru saja melangkah dan rasa cinta itu pun belum sepenuhnya tumbuh.
Air mata ini bukan air mata penyesalan bukan juga mengasihani diri sendiri, tetapi syukur atas pertolonganMu atas kesempatan yang Kau berikan padaku, kalau bukan karena rahmatMu tak tahu bagaimana aku melewatinya. Betapa mudahnya Allah mengangkat rasa sakit itu, menghilangkannya bahkan melupakannya sehingga seringkali lupa bahwa aku pernah sakit sesakit itu.

Mengingat kenangan pahit masa lalu sesekali perlu untuk menumbuhkan rasa syukur, melembutkan hati dan menguatkan keyakinan akan pertolongan Allah.
Dan genggaman tangan itu semakin kurasa erat.

Senin, 10 Juni 2013

NASEHAT UNTUK SAHABAT

Setiap menghubungimu selalu mendatangkan kesedihan padaku. Dimanakah ketegaran itu? Di mana semangat juangmu?
Bukankah hidup adalah sebuah ujian untuk melihat manakah yang paling baik amalnya? Dan bahwasanya apa yang ada pada kita tidaklah penting di hadapan Allah karena Allah hanya melihat apa yang ada di hati kita?
Bukankah engkau tahu bahwa Allah tak akan membiarkan hambaNya yang menengadahkan tangan ke langit mengharapkan pertolonganNya melainkan Allah pasti mengijabahiNya? 

Jika kaurasa keinginanmu belum terkabul, bisa jadi dirimu kurang yakin dengan doamu, atau terlalu terburu-buru ingin segera dipenuhi tanpa harus menempuh asbab terkabulnya doa, atau bisa juga engkau takbisa memahami jalan-jalan yang sebenarnya sudah dibukakan untukmu.
Aku tahu dirimu mengerti semua itu, sungguh sangat mengerti. Aku pernah belajar padamu bagaimana menghadapi kesulitan hidup, ujian dari Allah dengan senyum, dengan kesederhanaan berpikir dan ketergantungan yang tinggi kepada Allah.
Ayolah saudaraku, bangkitkan semangatmu, jangan biarkan dirimu terbelenggu masalahmu dan teruslah berdoa....terus berdoa sampai Allah kabulkan apa yang kita inginkan atau Allah ganti doa kita dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita minta. 

Allah Maha Kuasa, tak pantas kita bergantung pada mahluk yang sama lemahnya dengan kita.

Senin, 03 Juni 2013

PAHAMI KESUSAHAN ORANG LAIN



Ada pelanggan apotek, seorang bapak, masih muda sepertinya juga cukup berpendidikan, setiap kali hendak membeli obat yang dibutuhkannya, dia selalu memilih dengan pertimbangan cukup rumit. Dikata rumit karena dia banyak bertanya, banyak memilih dan memperhitungkan harga sebelum akhirnya menentukan keputusan. Setelah itu masih memastikan jumlah yang harus dibayar dengan menghitungnya sendiri. "Mosok to mbak, dia bawa kalkulator sendiri", begitu anak-anak bercerita. Setelah jumlah beres maka dia membayar dengan penegasan" Artane 50 ribu mbak", selalu dia mengatakan jumlah uang yang diserahkannya.

Anak-anak sering menggerutu ketika menghadapi bapak tadi.                                  
 "Sudahlah tidak apa-apa, biarkan saja, barangkali hidupnya sedang sulit sehingga dia harus benar-benar berhitung dengan uangnya, mudah-mudahan kita nanti juga dimudahkan Allah ketika kita mengalami kesulitan,"nasehatku  pada anak-anak.

Kesusahan yang dialami oleh seseorang tidak selalu sama ekspresinya.  Ada yang nampak pada ekspresi wajahnya, ada yang terucap langsung, ada pula yang  nampak dari perilaku tertentu dari kesehariannya. Paling nampak jelas dari cara dia berbelanja, bisa dipahami karena sebagian besar kesusahan seseorang disebabkan faktor ekonominya.

Kepekaan seseorang terhadap kesusahan orang lain banyak dipengaruhi keringanan hatinya dalam menolong orang lain. Semakin sering dia menolong orang lain semakin peka dia bisa melihat kesusahan orang lain, meski tak terkespresikan sekalipun. Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda,”Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin pasti Allah akan melepaskan satu kesusahannya di hari kiamat ( HR.Muslim)
Jika  tidak bisa menolong orang lain secara langsung, paling tidak kita tidak menyusahkan dia dengan sikap kita melihat kesusahannya.

Belum lama ini, aku bertemu dengan bapak itu, dia sudah tidak serumit dulu dan  sudah tidak bawa kalkulator sendiri. Mungkin bapak itu sudah percaya pada kami atau bisa juga usahanya sudah maju dan hidupnya tidak sesusah dulu. Semoga saja