Kamis, 23 Januari 2014

SAAT SEMANGAT SURUT

Bagaimanalah diri merasa hebat jika gerimis saja tak berani menembus.
Bagaimanalah merasa tangguh jika hawa dingin saja membuat tekad menjadi surut.
Jika diri ini terlihat hebat sesungguhnya hanya kesempatan yang Allah berikan untuk lebih banyak beramal sholih.
Jika diri ini masih nampak terpuji, karena Allah inginkan kita untuk banyak bertobat dengan menutupi aib-aib kita
Maka sadarilah kelemahan diri
Manfaatkan kesempatan yang Allah luaskan
Jika waktu yang diberi tak menjadikan kita makin dekat dan taat kepada Allah Pemilik Waktu
Di mana rasa syukur itu?

DOA

Saat sakit dalam jangka waktu cukup lama, ketika tak tahu kapan kesembuhan itu datang. Doa senantasa kupanjatkan siang dan malam memohon kesembuhan, hingga kadang sampai tertidur.
Allahummasyfi'li,
Ya....Alah sembuhkanlah aku.
Kuulang-ulang doa itu entah keberapa ribu kali dengan satu keyakinan Allah mendengar doaku.
Hingga kesembuhan itu datang, dan aku tidak ingat kapan doa itu berhenti kuucapkan .
Satu pelajaran penting akan pentingnya doa, kekuatan doa dan keyakinan akan doa itu menjadikan Allah ringankan ujian yang diterima.
Allah maha Kuasa untuk mengabulkan doa kita dalam hitungan detik sekalipun, akan tetapi karena keadilan dan Kasih sayangNya-lah doa itu dikabulkan pada waktu yang ditentukanNya.
Maka teruslah berdoa untuk kebahagiaan kita di dunia dan akhirat, teruslah berdoa untuk kebaikan yang kita harapkan.
Jangan lelah berdoa dan jangan putus asa.
Tak akan menyesal meminta pada Allah..
Tak akan menyesal bersandar kepada Allah...

Senin, 20 Januari 2014

KENANGAN HAJI 2

Ketika kami menjalankan ibadah haji tahun 2008, pondokan kami berada di Syauqiyyah, sebuah pemukiman penduduk di pinggiran kota mekah. Jarak ke masjidil Haram "hanya" 14 km saja.
Jarak yang jauh dan transportasi yang sulit dan tidak memadai membuat jamaah terutama yang sepuh-sepuh tidak bisa mandiri untuk pergi ke Masjidil Haram. Bapak/ibu yang sepuh menunggu ada jamaah yang berusia muda baru kemudian ikut berangkat ke masjidil Haram.Suamiku termasuk favorit untuk diikuti, jadinya kami selalu pergi berombongan dan tak pernah bisa pergi berdua saja.
Suatu saat kami merencanakan pergi berdua saja. Jam 2 malam, suamiku membangunkanku, karena jamaah putri dan putra di kamar terpisah. Dalam gelap dan diam-diam aku bersiap-siap dan meninggalkan kamar dengan berpamitan pada satu jamaah yang kebetulan terbangun.
Pelarian kami sukses dan kami berhasil pergi berdua. Dalam. perjalanan kami berpandangan, dan perasaan kami sama, rasanya seperti pacaran diam-diam  Rasa senang, campur perasaan bersalah, fan malu juga karena mementingkan diri sendiri . Padahal wajar saja bukan jika kami pengin berdua? Perjalanan ke tanah suci adalah perjalanan istimewa dan kami ingin punya momen khusus.
Tapi situasi dan kondisi memang memberikan yang lain buat kami dan itu tidak sebagaimana yang kami bayangkan.
Selesai sholat subuh, kami jalan-jalan sampai ke Ma'la, di sana kami beli kurma segar yang kebetulan kami temui umtuk menebus perasaan bersalah kami, bene lho rumangsa salah meninggalkan orang-orang tua yang tidak bisa bepergian sendiri.
Sesampainya kembali ke pondokan, sambil malu-malu kami minta maaf telah pergi tidak ajak-ajak. Ada yang menyesalkan sebagian besar maklum. Namanya juga masih muda.
Setelah itu kami dengan sukatela pergi bersama dengan bapak/ibu berapapun jumlahnya meski untuk itu harus rela menungguin atau berjalan lambat agar tidak ada yang terpisah.
Satu pelajaran penting dari pelarian kami adalah ternyata tidak enak msmentngkan keinginan sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang-orang tua yang membutuhkan keberdamsan kita.
Dan rupanya itu berlaku juga setelah kembali ke tanah air, dalam kehidupan sehari-sehari kita.

Selasa, 14 Januari 2014

TEORI CINTA



Teori cinta sederhana untuk menguatkan hubungan suami istri, hanya rekaan semata berdasarkan apa yang dilihat, dan didengar baik pengalaman sendiri ataupun orang lain. Urutan angka tidak menunjukkan prioritas hanya kebetulan saja mana yang lebih dulu teringat. Semoga bermanfaat.
Saya suka menulis, suamiku suka bercerita. Maka kutulis apa-apa yang dia ceritakan dan dia ceritakan apa-apa yang kutulis.
Cinta membuat hal yang berbeda tetap berbeda tidak selalu menjadi sama tetapi bisa menghasilkan sinergi yang bermanfaat. Teori cinta 1
Seseorang tidak punya kemampuan untuk melihat isi hati orang lain.
Meski cinta bisa dirasakan lewat perbuatan.
Sesekali perlu kata cinta itu diucapkan, agar dia tahu apa yang ada di hati kita.                                           Teori Cinta 2
Kata "maaf" adalah teman akrab kata "cinta" dalam meneguhkan kasih sayang suami istri. Seorang istri yang menyayangi suaminya tentu tak akan pernah berniat untuk menyakiti atau mengecewakan suaminya. Kalau toh itu terjadi dan sangat mungkin itu terjadi. Maka kata maaf menunjukkan bahwa hal yang tak mengenakkan tersebut bukan kesengajaan. Maaf akan menghapus hal yang tak menyenangkan dan yang tertinggal hanyalah cinta.(Berlaku juga sebaliknya)
Teori Cinta 3
Penting mana kemampuan mendengar dengan kemampuan bicara? Seseorang bisa dilatih bicara meski dia tidak bisa mendengar. Tetapi orang yang pintar bicara belum tentu pintar mendengarkan.
Bagaimana jika dalam rumah tangga suami-istri hanya mau bicara dan tidak mau mendengarkan? Maka untuk keharmonisan rumah tangga perlu dijaga keseimbangan antara bicara dan mendengar.
Jika selama ini banyak bicara, belajarlah untuk mendengar.
Teori cinta 4.
Cinta dan kepercayaan antara suami istri bagaikan 2 sisi mata uang.
Hilang salah satu berpotensi hilangnya juga sisi satunya.
Teori Cinta 5
Cinta menyebabkan seseorang rela untuk berubah
Berubah untuk menyesuaikan diri dengan pasangan
Berubah untuk menyenangkan pasangan
Berubah untuk menuruti keinginan pasangan
Sehingga tak jarang setelah belasan tahun menikah kita menjadi seperti yang dia inginkan, tentu tidak sepenuhnya.
Maka jika setelah lama menikah masih berkeras aku begini ya begini
dia sesungguhnya tidak mencintai kecuali dirinya sendiri.
Cinta menyebabkan seseorang rela untuk berubah.
Teori cinta 6.

KONTROVERSI HATI


Kontroversi hati terjadi manakala keinginan menguasai hati.
Keinginan pada diri manusia berkembang bagai deret ukur, satu keinginan terpenuhi akan menimbulkan beberapa keinginan yang lain, terus begitu semakin lama semakin banyak tergantung rumus deret ukur yang ditetapkan sendiri.
 

Ada yang terpuaskan, ada yang tidak.
Ada yang berhasil diraih, ada yang terlepas dari genggaman.
 

Kontroversi hati akan terjadi manakala manusia mementingkan apa yang ada di tangan, apa yang ingin diraih, seakan hanya itu saja tujuan hidup
 

Memenuhi hati dengan sikap qanaah, rela dan puas dengan apa yang Allah beri dan tidak betsedih dengan apa yang hilang dari dirinya akan mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
 

Kebahagiaan sejatinya bukan pada apa atau seberapa yang kita dapat tetapi pada sikap penghambaan diri kepada Allah azza wa jalla di setiap aktivitas kita.
Wallahu a'lam