Senin, 16 Juni 2014

KEMISKINAN

Saya mengenal sebuah keluarga miskin di sebuah desa di kulon Progo, tidak terlalu pelosok hanya berjarak sekitar 6 km dari jalan negara. Kemiskinan keluarga itu sangat jelas terlihat dari kondisi rumahnya yang berdinding bambu tanpa pondasi, lantai rumahnya sama dengan halaman depan rumahnya, nyaris tak ada perabot di rumah itu, hanya meja dan kursi kayu beserta dipan kayu. Saking miskinnya mereka juga tak punya lemari yang cukup memadai sehingga akte kelahiran anaknya pun hanya diselipkan diantara dinding bambu, sehingga saat dibutuhkan ketika anaknya hendak menikah, akte kelahiran anaknya sudah di makan rayap.
Tetapi dengan kondisi yang seperti itu, keluarga itu tidak mendapat bantuan BLT dulu itu.Ketika kami berkunjung, si bapak juga tidak menunjukkan kalo dia kecewa tidak mendapat BLT bahkan dengan tetap berprasangka baik kepada pemerintah dan aparat setempat yang tidak memberikan haknya. Dan kuyakin bapak itu tulus ketika mengatakannya.
Kemiskinan keluarga ini mengharukan tetapi tidak menyedihkan karena mereka mensikapi kemiskinannya dengan sikap yang benar, tetap bersyukur dan memiliki sifat-sifat yang mulia dalam kemiskinannya. Dengan prinsip hidup yang seperti itu ketika Allah longgarkan rezeki mereka dengan cepat mereka akan bisa memperbaiki kualitas hidup mereka. Demikianlah yang terjadi pada keluarga itu saat ini.
Ada satu lagi kisah keluarga miskin yang lainnya, meski tak semiskin keluarga 1 tadi tetapi tak pernah berhenti mengeluhkan kemiskinannya bahkan saat panen sekalipun. Ketika anaknya tidak mau sekolah lagi dan ada pihak-pihak yang berusaha membantu, si ibu membela sikap anaknya dengan beralasan si anak tidak mau meberatkan orangtuanya. Tetapi ibu ini sama sekali tidak melarang ketika anak yang tidak sekolah tadi menghabiskan gaji sebulan dia kerja untuk rebonding rambutnya.
Kemiskinan seperti ini menyedihkan tetapi tidak mengharukan.
Demikianlah memberantas kemiskinan tidak sekedar meningkatkan pendapatan mereka saja, tak sesederhana itu.
Rasulullah mengajarkan doa untuk berlindung dari kefakiran, itu artinya kita memohon kepada Allah subhana wa Ta'alaa agar terhindar dan dijauhkan dari kefakiran. Akan tetapi Rasulullah juga mengajarkan bahwa kaya itu bukan pada banyaknya harta tetapi kayanya hati.
Begitulah Rasulullah mengajarkan hakekat harta itu pada umatnya.
Wallahu a'lam bishawwab.

CINTA 3

Ketika cinta kita bermuara sama
Kesenyapan bukanlah kehampaan
Bertemunya kita menyamakan
Berpisahnya kita menggenapkan
Bukan cinta kita yang menghilangkan segala hambatan
Tetapi cinta kita kepadaNyalah yang memudahkan
Genggamlah tanganku untuk bisa
Menggenggam lebih erat cinta kita kepadaNya

MENJAGA ADAB



Suatu hari ada anak seusia SD, putri, datang ke apotek membeli tablet hisap vitamin C. Ketika dia sudah menerima vitamin yang diinginkannya, dia memberikan uang dengan cara melemparkannya. Kebetulan kejadian itu kulihat langsung, secara reflek kuambil uang itu, sambil berkata, “Bukan begitu cara memberi uang, coba diulangi, berikan dengan baik”.

Sesaat anak itu terperangah, kemudian dia mengambil uang itu lagi dan mengulangi memberikannya, sambil berkata, “nggih Bu”.

Saya bukan orangtua yang nyinyir, yang sedikit-sedikit ngomel tetapi melihat kejadian seperti itu, tidak rela bener deh. Bukan karena tersinggung, tetapi tidak rela ada anak bersikap tidak sopan, kok tidak diberitahu yang benar bagaimana. Paling tidak berharap diriku ikut peduli terhadap kebaikan prilaku seorang anak. Meski aku tidak mengenalnya.

Mudah-mudahan teguranku itu bermanfaat buat anak tersebut

Senin, 02 Juni 2014

KENANGAN HAJI 3



Di saat duduk menunggu sholat berikutnya di masjid nabawi, duduk di sebelahku seorang ibu muda. Dari pakaiannya dan wajahnya sepertinya berasal dari pakistan.
Kusapa dia ketika sepertinya dia sudah selesai dzikir dan berdoa. Meski dengan bahasa inggris ala ‘vicky prasetyo’ bisa juga kami bercakap-cakap.
Awal percakapan ketika kutanyakan padanya apa artinya tindik di hidungnya. Dia menjawab itu adalah perhiasan sebagai tanda kalo dia sudah menikah, biasanya dari berlian. Kemudian ganti dia yang bertanya tentang gelang identitas yang biasa dipakai oleh jamaah haji Indonesia.
Sampailah perbicangan kami ke keluarga masing-masing. Dia terkejut ketika kukatakan padanya, kami belum dikaruniai anak.
“How long have you been married?’ tanyanya.
‘Thirteen years”jawabku.
‘What the doctor said ?’tanya dia lagi.
“I’m fine, my husband fine too”
Begitu dia mendengar jawabanku dia langsung memelukku dan memberi saran doa-doa yang dibaca agar diberi momongan. Terharu aku menerima dekapannya.
Selesai sholat isya kala itu, dia mendekapku sekali lagi dan berkata,’ I will pray for you”.
Kuucapkan terima kasih, dan kamipun berpisah.
Hangat hatiku saat melangkah kembali ke hotel. Terima kasih ya..Allah atas hiburan yang Kau kirimkan di masjid NabiMu ini.
Jika ujianMu ini menjadikan orang lain mencintaiku dan mendoakanku karenaMu, maka kumpulkan kami bersama dalam rahmatMu ya Allah.