Selasa, 18 Februari 2014

HIDAYAH

Beberapa hari yang lalu banyak orang mengeluh karena curah hujan di yogyakarta begitu deras.
Hanya dalam hitungan hari Allah mengganti hujan air dengan hujan abu.
Maka orang baru menyadari betapa besar dan nikmatnya hujan itu.

Demikian pulalah dengan hidayah yang Allah berikan di dada manusia.
Hidayah Allah bisa menghilangkan kesumpekan dari abu-abu yang mengotori hati manusia.
Tetapi sebagaimana hujan, banyak orang yang juga tidak menyadari dan menyia-nyiakan hidayah Allah tersebut.

Moga kita terhindar dari menyesali telah menyia-nyiakan hidayah Allah di hari saat semua orang menyadari betapa berharganya hidayah Allah itu

IKATAN BATIN IBU DAN ANAK



Wanita muda itu kudapati tengah duduk termenung di kursi kayu depan rumahnya.
Wajahnya murung, dan matanya berduka, tapi dia diam saja.
Wanita itu memang tak pandai mengekspresikan perasaannya, bicaranya kacau kebalik-kebalik subyek predikatnya, perlu waktu cukup lama untuk memahami kata-katanya.

Saat kutanya,"kamu kenapa?"
"Simbahku meninggal budhe, yang merawatku dulu sejak kecil".

Aku paham kesedihannya, suaminya yang kerja serabutan tentu saja tak cukup punya uang untuk mengantar istrinya pulang di suatu kabupaten di jawa barat sana, meski untuk melayat nenek yang merawat istrinya waktu kecil.

Yang menakjubkan adalah anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun, yang juga belum fasih bicara, duduk di sampingnya, ikut termenung diam saja. Diajak main tidak mau, diberi makanan juga tidak mau.
Seakan mengerti kesedihan ibunya, dia duduk diam menemani ibunya, tak bergerak.
Entah sampai berapa lama ibu dan anak itu dalam posisi seperti itu.

Terenyuh aku melihatnya, betapa kedekatan ibu dan anak dalam bentuk yang sangat murni tampak di keduanya. Suatu fitrah yang Allah berikan, ikatan batin ibu dan anak yang hadir tanpa rekayasa.

Kejadian itu sudah cukup lama, tetapi masih kuingat dengan jelas ekspresinya.
Hubungan batin ibu-anak memang sangat menakjubkan, sayang banyak orang tak menyadarinya meski berkesempatan merasakan