Senin, 30 September 2013

CINTA DALAM KOTAK MAKANAN

Seorang istri setiap pagi menyiapkan bekal untuk makan siang suaminya di kantor.
Sang suami lebih suka makan siang dari bekal istrinya daripada makan siang di kantin atau membeli makan di luar.
"Enak masakanmu," atau" males cari makan keluar",begitu suaminya bilang.
Maka setiap hari istrinya menyiapkan bekal nasi lengkap dengan lauk dan sayur. Ditatanya bekal untuk suaminya di sebuah kotak makanan, sayur dibungkus plastik khusus dan lauk pelngkap lainnya.
Pada suatu hari saat istrinya tugas sore, sang suami menghubunginya, mengajaknya untuk takziah ke rumah salah seorang kerabat di luar kota sepulang kerja jam 8 malam.
Si istri menyetujuinya, sembari berkata,"bawain bekal ya mas, aku belum makan malam.
Saat istrinya dijemput dan membuka bekal yang disediakan suaminya di dalam mobil yang membawa mereka, di dapatinya bekal yang ditata persis saat dia menyiapkan untuk suaminya.
Setengah takjub sang istri berkata,' kok persis seperti aku yang menyiapkan mas"
" Kan aku sudah diajari sama istriku",jawab suaminya sambil tersenym.
Inilah cinta, inilah saling pengertian itu dalam wujud nyata.
Sederhana tapi indah.

Selasa, 24 September 2013

LATIHAN YANG KELIRU

Seorang remaja putri datang ke apotek malam itu menyerahkan selembar resep.
Ketika kubaca resep itu tertera nama seekor kucing.
"Kucingmu kenapa? tanyaku.
"Kucingku sakit bu", jawabnya dengan nada sedikit manja.
"Sakit apa?" tanyaku kembali dengan meniru gaya bicaranya. Ha ha iseng saja.
"Gak tahu bu, tapi badannya panas sama batuk2 gitu deh", jawabnya masih dengan gaya yang sama.
"Di antar pacarmu?"
"Iya, yang ngasih juga dia, lucu banget kucingnya".
Masya Allah, anak-anak remaja sekarang, ada ada saja cara berpacarannya.
So sweet-kah?
Menurut saya sih nggak banget deh. Apa mereka berpikir mengurus kucing itu seakan-akan mereka belajar mengurus anak mereka kelak?
Mungkin diriku memang berpikir terlalu jauh tetapi banyak orang tua sekarang ini begitu permisif terhadap aktivitas anak anak mereka terutama gaya mereka berpacaran.
Bagaimana jadinya jika mereka terbiasa melakukan sesuatu bsrdua yang kegiatan itu merupakan prototype kegiatan suami-istri semisal memeriksakan berdua kucing itu tadi? Atau saling menyapa mama papa, ayah bunda atau yang aku lebih geleng-geleng lagi si gadis mencum tangan pacarnya ketika akan berpisah.
Ketika tingkah laku, sapaan dan acara sudah seperti sepasang suami istri meski mereka belum menikah bukankah ini membawa pada kedekatan lebih jauh lagi bagaikan suami istri padahal mereka belum menikah, sekali lagi belum menikah.
Lalu apa untungnya mereka melakukan itu?  Bukankah lebih baik jika masing-masing remaja itu menempa diri mereka dengan pengetahuan, ketrampilan dan ilmu yang bermanfaat dan dengan cara yang benar sehingga ketika Allah takdirkan mereka untuk menikah, siap untuk bertanggung jawab dan mengerti akan hak dan kewajibannya?
Sehingga kelak jika mereka punya anak, mereka tahu bagaimana bersikap sebagaimana menjafi orang tua dan bukan hanya jadi orang tua karena lahir lebih dulu dari anaknya..
Latihan yang keliru tidak akan menghasilkan hasil yang baik, jika itu dilakukan dalam kehidupan akan teramat besar resiko yang akan ditanggungnya

Minggu, 22 September 2013

NASEHAT 2

Seringkali seseorang ketika bermasalah atau terkena musibah, kemudian dinasehati oleh temannya, jawabannya adalah: "Kalau cuman ngomong gampang, coba kalau kamu yang mengalaminya sendiri?"
Kalau saja setiap orang yang akan menasehati harus membuktikan dulu ucapannya maka tak akan ada orang yang akan nasehati-menasehati, karena apa? Karena setiap orang punya permasalahan sendiri-sendiri, dan waktunya tak berurutan sebagaimana jadwal pelajaran. Justru dengan saling menasehati seseorang akan mempunyai kekayan batin dengan banyaknya pengalaman menyelesaikan permasalahan yang bisa jadi suatu ketika gantian menimpa dirinya. permasalahan akan lebih ringan dan akan menimbulkan kasih sayang diantara orang yang saling menasehati.
Pada akhirnya akan menghindarkan manusia dari kerugian, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam surat Al-Asyr :
Demi Waktu,
sesungguhnya manusia dalam kerugian,
kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

Minggu, 08 September 2013

DUNIA KAPUR

Dulu ada film animasi berjudul chalkzone atau dunia kapur. Peran utama dalam film itu adalah Rudi tabhotee, seorang anak kecil yang bertualang dengan kapur ajaibnya. Setiap goresan kapurnya seakan akan hidup dan dia bertualang di dunia goresan kapurnya bersama teman-temannya.
Entah kenapa, akhir2 ini teringat kembali film itu yang kutonton dulu ketika menemani ponakanku. Mungkin karena melihat bahwa di dunia nyata dan duniia dewasa ternyata ada juga yang membangun dunianya dengan persepsinya sendiri bagaikan dunia kapur rudi tabuti. Bukan dengan kapur ajaib tentu saja tetapi dengan kata-katanya yang berbuih-buih, dan dengan khayalannya. Dia hidup di dunia yang dibangun oleh khayalannya sendiri seakan-akan nyata meski itu tak bisa diterima kebanyakan orang bahkan bertabrakan dengan norma dan nilai nilai agama. Dunia kamuflase ini bisa di dunia maya ataupun dunia nyata.
Lebih parah lagi jika dia memerangkap orang lain untuk masuk ke dunia kapurnya. Dengan kepandaiannya berkata-kata berhasil menyakinkan orang untuk mengakui dunia kapurnya sebagai dunia nyata. Seseorang yang terperangkap ini sering tidak sadar bahwa dia terperangkap kamuflase dan mengikuti presepsi pemilik dunia kapur tersebut. Namanya kamuflase tentu saja merugikan.
Dibutuhkan ilmu dan kesadaran agar kita tidak mudah dibawa masuk ke dalam kamuflase seperti ini, agar kita dapat terus berpijak pada kenyataan dan mendasari hidup kita dengan nilai-nilai agama sepenuh kesadaran kita.