Pagi
itu selepas subuh kami boncengan pergi ke pantai. Hanya butuh waktu
30-45 menit kami sudah sampai di pantai Trisik. Hal yang dulu sering
kami lakukan, menghirup segarnya udara pagi di pantai, duduk sebentar
menikmati deburan ombak sambil minum teh panas yang kami bawa dari rumah
dengan sebuah termos kecil. Tak perlu banyak persiapan, waktu dan
biaya. Nikmat bukan?
Di pantai sudah ada sepasang suami istri, mereka sudah minum the dan makan bekal mereka. Asyiknya mereka berdua naik sepeda.
"Nek aku numpak sepeda piye yo mas?", kataku.
"Paling yo ra tekan", jawab suamiku ringan.
Hi hi hi ya iyalah, naik sepeda sebentar saja sudah ngos-ngosan.
Ada beberapa bapak-bapak yang berjalan menyisiri pantai sambil menggenggam jala. Mereka adalah penduduk desa, yang bertani di pinggir pantai dan mencari tambahan penghasilan dengan menjala ikan. Jala ditebar di laut kemudian dia berjalan menyisir pantai mengikuti jala yang terbawa ombak
Suamiku mengajak untuk mengikuti bapak itu. "Nanti kita beli ikan hasil tangkapannya".
Sambil mengamati bapak itu, " Kok bisa ya di laut seluas ini dengan arus sederas itu ada ikan nyangkut di jala," aku berkata dengan takjub.
Tak lama kemudian jala ditarik, terlihat beberapa ekor ikan Surung besar dan kecil, ikan layur, dan seperti ikan kembung, ada sekitar 10-an ekor ikan. Tidak banyak ya, padahal sepertinya berat.
"Kula tumbase pak iwakke, pinten?", kataku.
Sejenak bapak itu menghitung-hitung,"35 ewu mawon bu".
Kubeli ikan itu tanpa kutawar lagi. Tiga puluh lima ribu untuk seikat ikan, fresh from the sea.
Masya Allah, beginilah Allah mengatur pembagian rizqi untuk hamba-hambaNya. Ikan untukku dan 35 rb untuk bapak itu. Alhamdulillah
Di pantai sudah ada sepasang suami istri, mereka sudah minum the dan makan bekal mereka. Asyiknya mereka berdua naik sepeda.
"Nek aku numpak sepeda piye yo mas?", kataku.
"Paling yo ra tekan", jawab suamiku ringan.
Hi hi hi ya iyalah, naik sepeda sebentar saja sudah ngos-ngosan.
Ada beberapa bapak-bapak yang berjalan menyisiri pantai sambil menggenggam jala. Mereka adalah penduduk desa, yang bertani di pinggir pantai dan mencari tambahan penghasilan dengan menjala ikan. Jala ditebar di laut kemudian dia berjalan menyisir pantai mengikuti jala yang terbawa ombak
Suamiku mengajak untuk mengikuti bapak itu. "Nanti kita beli ikan hasil tangkapannya".
Sambil mengamati bapak itu, " Kok bisa ya di laut seluas ini dengan arus sederas itu ada ikan nyangkut di jala," aku berkata dengan takjub.
Tak lama kemudian jala ditarik, terlihat beberapa ekor ikan Surung besar dan kecil, ikan layur, dan seperti ikan kembung, ada sekitar 10-an ekor ikan. Tidak banyak ya, padahal sepertinya berat.
"Kula tumbase pak iwakke, pinten?", kataku.
Sejenak bapak itu menghitung-hitung,"35 ewu mawon bu".
Kubeli ikan itu tanpa kutawar lagi. Tiga puluh lima ribu untuk seikat ikan, fresh from the sea.
Masya Allah, beginilah Allah mengatur pembagian rizqi untuk hamba-hambaNya. Ikan untukku dan 35 rb untuk bapak itu. Alhamdulillah