Mengikuti perjalanan pengajian PDHI(Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia)
yang kali ini diselenggarakan di dusun Tlokoh, kp. Murarah, kabupaten
Bangkalan, Madura pada tanggal 8 Februari 2015 kemarin sangat
mengesankan. Pengajian PDHI yang biasanya diselenggarakan di sekitar
daerah yogyakarta dan jawa Tengah, kali ini diselenggarakan jauh di
sebuah kampung di Bangkalan. Ada sebuah masjid yang didirikan oleh
seorang kyai yang telah terhenti hampir 2 tahun karena kekurangan biaya, sedang mayoritas penduduk lokal adalah petani tadah hujan yang hanya bisa panen 1 kali.
Rombongan berangkat dibawah koordinasi langsung PDHI ada 5 bis, sedang yang lainnya berangkat dengan kendaraan/rombongan sendiri-sendiri, ada kurang lebih 500 jamaah yang mendaftar untuk ikut hadir.
Perjalanan menuju ds. Tlokoh yang kami tuju membutuhkan waktu hampir 2 jam dari jembatan suramadu, sepanjang perjalanan banyak ditemui tanah kosong terbengkalai. Tampak sekali jika kawasan ini tertinggal secara sosio ekonomi, sedikit sekali ditemui sekolah, fasilitas kesehatan dan pelayanan publik lainnya.
Sesampai di lokasi, ternyata sudah banyak jamaah lain yang sampai. Dari pemberhentian bis, masih harus jalan kaki dengan jalan sedikit menanjak hampir 500m. Beruntung ada mobil yang disediakan untuk mengangkut sampai tiba di lokasi pengajian. Kalo tidak dijamin mengkis-mengkis.
Tidak ada fasilitas kamar mandi, untuk keperluan buang air jamaah yang datang hanya dibuat sekat2 ala kadarnya dengan bilah bambu dan terpal. Beberapa jamaah ada yang buang air di kali. Untungnya tadi sebelum ke lokasi pengajian, sempat mampir ke rumah salah seorang penduduk di dekat bis berhenti saking kebeletnya, di rumah itu, kamar mandinya gede tanpa wc dengan bak mandi besaar(buat nampung air hujan), agak tidak nyaman berasa pipis di dapur. He he he.
Dengan segala keterbatasan yang ada, hidanganpun bawa sendiri- sendiri, acara silaturahmi, pengajian dan penggalangan dana pun berjalan lancar. Dana yang terkumpul melebihi target dari yang diharapkan panitia.
Sungguh mengharukan, Ya Allah semoga hanya karenaMu-lah kami semua disini, bertemu dengan saudara kami di sini, di daerah yang sangat jauh dan terpencil seperti ini.
Ada banyak hikmah yang bisa di ambil dari perjalanan ini, menjawab pertanyaan mengapa mengadakan pengajian dengan jamaah begini banyak ke tempat yang jauh dan sulit seperti ini. Bukankah lebih mudah menggalang dana di yogya, kemudian mengirimnya ke sini. Secara teknis mungkin iya, tetapi ternyata kesan dan makna yang mendalam sangat dirasa dengan melakukan perjalanan seperti ini, bagi masyarakat yang didatangi, terlebih lagi bagi jamaah yang datang itu sendiri. Terbukti tak terdengar keluhan dan gerutuan. Meski sesudah dari sana dilanjutkan dengan jalan-jalan, perjalanan ini lebih dari sekedar refreshing.
Perjalanan ini bukan sekedar menyegarkan pikiran semata tetapi juga menentramkan hati.
Rombongan berangkat dibawah koordinasi langsung PDHI ada 5 bis, sedang yang lainnya berangkat dengan kendaraan/rombongan sendiri-sendiri, ada kurang lebih 500 jamaah yang mendaftar untuk ikut hadir.
Perjalanan menuju ds. Tlokoh yang kami tuju membutuhkan waktu hampir 2 jam dari jembatan suramadu, sepanjang perjalanan banyak ditemui tanah kosong terbengkalai. Tampak sekali jika kawasan ini tertinggal secara sosio ekonomi, sedikit sekali ditemui sekolah, fasilitas kesehatan dan pelayanan publik lainnya.
Sesampai di lokasi, ternyata sudah banyak jamaah lain yang sampai. Dari pemberhentian bis, masih harus jalan kaki dengan jalan sedikit menanjak hampir 500m. Beruntung ada mobil yang disediakan untuk mengangkut sampai tiba di lokasi pengajian. Kalo tidak dijamin mengkis-mengkis.
Tidak ada fasilitas kamar mandi, untuk keperluan buang air jamaah yang datang hanya dibuat sekat2 ala kadarnya dengan bilah bambu dan terpal. Beberapa jamaah ada yang buang air di kali. Untungnya tadi sebelum ke lokasi pengajian, sempat mampir ke rumah salah seorang penduduk di dekat bis berhenti saking kebeletnya, di rumah itu, kamar mandinya gede tanpa wc dengan bak mandi besaar(buat nampung air hujan), agak tidak nyaman berasa pipis di dapur. He he he.
Dengan segala keterbatasan yang ada, hidanganpun bawa sendiri- sendiri, acara silaturahmi, pengajian dan penggalangan dana pun berjalan lancar. Dana yang terkumpul melebihi target dari yang diharapkan panitia.
Sungguh mengharukan, Ya Allah semoga hanya karenaMu-lah kami semua disini, bertemu dengan saudara kami di sini, di daerah yang sangat jauh dan terpencil seperti ini.
Ada banyak hikmah yang bisa di ambil dari perjalanan ini, menjawab pertanyaan mengapa mengadakan pengajian dengan jamaah begini banyak ke tempat yang jauh dan sulit seperti ini. Bukankah lebih mudah menggalang dana di yogya, kemudian mengirimnya ke sini. Secara teknis mungkin iya, tetapi ternyata kesan dan makna yang mendalam sangat dirasa dengan melakukan perjalanan seperti ini, bagi masyarakat yang didatangi, terlebih lagi bagi jamaah yang datang itu sendiri. Terbukti tak terdengar keluhan dan gerutuan. Meski sesudah dari sana dilanjutkan dengan jalan-jalan, perjalanan ini lebih dari sekedar refreshing.
Perjalanan ini bukan sekedar menyegarkan pikiran semata tetapi juga menentramkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar