Selasa, 09 Juli 2013

KEDATANGAN SAUDARA

Belum lama ini saya kedatangan saudara sepupu, laki laki, yang sudah sangat lama tidak bertemu. Entah kapan terakhir kami bertemu, saya tidak bisa mengingatnya. Tetapi menurut penuturannya terakhir bertemu adalah ketika membantu kami pindahan rumah tahun 1984, itu berarti 31 tahun yang lalu. Waktu itu saya masih kecil, dia sudah dewasa. Dengan selisih usia yang cukup jauh, hampir 9 tahun, seingatku dulu juga tidak terlalu akrab.
Entah apa yang membawa dia tiba- tiba ingat padaku dan berniat untuk mengunjungiku. Ketika bertemu, wajahnya masih kuingat hanya terlihat tua dengan kondisi badan sedikit tidak terurus. Rupanya dia sekarang tinggal di yogya, sendiri, sudah beberapa tahun bercerai dengan isrrinya tanpa dikaruniai seorang anak. Dia mendengar aku tinggal di yogya kemudian mencari tahu alamatku dan menghubunginya.
Terenyuh aku mendengar ceritanya, saudara-saudaranya tak lagi peduli padanya, mungkin karena perangai buruknya dulu karena sering pergi dari rumah atau apa, aku tak ingin menegaskannya. Biarlah dia menumpahkan rasa rindunya untuk bercerita tentang saudaranya, tentang dirinya, yang selama ini mungkin tak diperolehnya.
Saat itu aku baru menyadari kenapa dia mencariku, setelah sebelumnya mencari kakakku di solo. Kerinduan akan saudara, kerinduan untuk diakui sebagai saudara.
Baru mengerti mengapa Allah dan RasulNya sangat menekankan untuk menjaga kekerabatan, bahkan shadaqah yang diberikan kepada saudaranya bernilai ganda, pahala shodaqah dan pahala menyambung tali shilaturahmi. Juga satu amalan berbakti pada orangtua setelah mereka betdua meninggal adalah menjaga hubungan dengan saudara-saudara dan sahabat mereka.
Inil adalah bagian kenikmatan dari Allah ta'alaa, sungguh tidak enak hidup sendirian tanpa ada saudara yang mengenali.
Sebuah renungan menjelang Ramadhan 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar