Selasa, 18 Maret 2014

MEMBANGUN KEPERCAYAAN



Suatu saat aku dan suami bepergian naik motor. Tatkala hendak menyalip sebuah truk gandengan dari arah kanan, tepat sampai di posisi tengah truk, kurasakan ban belakang motor bocor. Deg, sesaat motor goyang, aku diam saja, tidak bergerak dan tidak bicara, hanya doa dalam hati semoga kami selamat.Detk berikutnya motor kembali tenang dan terus melaju hingga truk tersalip dan motor berhenti dengan selamat di tepi jalan. Ban belakang motor kempes sempurna.

Kuhembuskan napas lega.
"Alhamdulillah, untung kowe meneng wae Di ", kata suamiku.

Lama kejadian itu berlalu, tetapi masih terus kuingat. Bukan hanya mengingat nikmat Allah yang telah menyelamatkan kami dari kejadian yang tak terduga, tetapi kejadian itu memberi pelajaran padaku. Dalam situasi genting seperti saat itu ternyata kepercayaan seorang istri kepada suaminya menyebabkan seorang istri bisa bersikap tenang, dan ketenangan istri inilah yang menolong suami mengatasi situasi kritis yang terjadi.

Bukankah hidup ini juga sebagaimana halnya kita melakukan perjalanan? Ada saat -saat genting, ada kejadian tak terduga, ada saatnya perjalanan tenang dan nyaman.

Tentu saja hal ini tak bisa dipahami jika kepercayaan suami istri tak dibangun sejak awal. Maka saat terjadi krisis, konflik akan terbuka, alih-alih masalah terselesaikan malah tambah masalah karena kecurigaan dan prasangka buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar