Kamis, 10 Oktober 2013

KOMUNIKASI YANG BURUK

Saat menunggu teman yang akan menjemput untuk main ke rumahnya di halte bis depan pasar kleco Solo, ada seorang bapak-bapak juga tengah menunggu di sana. Bapak itu berusia 50 tahun ke atas , berpakaian rapi, dengan membawa tas kerja. Bapak itu tampak sibuk menelepon tapi sepertinya tidak diangkat-angkat.
Ketika telpon tersambung, bapak tersebut langsung berbicara dengan suara keras,"Bodoh!". Kemudian melanjutkan makiannya dengan serentetan kata-kata keras.
Kupikir, bapak itu memarahi anak buahnya. Tetapi alangkah terkejutnya ketika kudengar bapak itu mengatakan," Kamu tahu saya tidak suka mahasiswa bodoh seperti kamu, otak pas-pas saja sok-sokan pengin jadi sarjana".
Astaghfirullah, jadi bapak itu menelepon mahasiswanya. Sampai shock aku mendengarnya apalagi yang jadi mahasiswanya.
Terlepas dari apa kesalahan dari mahasiswa tadi atau karakter dari pendidik yang bermacam-macam, aku merasa kok tetap kebangetan ya bapak itu memarahi anak didiknya. Begitu parahkah sikap mahasiswanya sehingga harus disikapi segitu kerasnya?
Sepertinya banyak yang harus diperbaiki dalam kehidupan sosial agar ekspresi-ekspresi semacam itu tak banyak tercetus, agak mengerikan rasanya membayangkan jika interaksi kita banyak diwarnai dengan ekspresi kekerasan bahkan pada interaksi yang harusnya penuh kesantunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar