Suatu siang, setelah sholat dhuhur saya berbincang-bincang dengan seorang anak lulusan SMK tahun kemarin, dia sudah bekerja. Sebut saja namanya putri (tanpa bunda)
"Ora neruske kuliah Put", kata saya setelah sedikit bicara ngalor ngidul.
"Sakjane nggih pengin budhe, riyin mboten angsal kalih mamak, ragade ngge adik, nggih pun kula manut",jawabnya.
"Golek duit dewe, sebagian uang gaji ditabung nggo kuliah, mengko kuliah disambi kerjo, insya Allah bisa", kucoba menyemangatinya.
"Nggih budhe, ning artane kangge mawon , ajeng ngge golek SIM men dereng sida2, disuwun mamak ngge nyumbang kalih ngge betah sanes-sanese",jawab putri.dewe
"Gak pa pa, insya Allah diganti Allah sukbene, sing penting niat disik muga -muga diparingi jalan", hiburku, terenyuh mendengar ceritanya.
"Nggih budhe, dongakke nggih, muga-muga mawon saged nglumpuk artane ngge kuliah", jawab putri.
"Insya Allah, ilmu kui penting, meski rezeqi tidak tergantung kuliah atau tidak ning nek duwe ilmu dirimu akan lebih punya banyak pilihan, kuliah juga akan menambah wawadan dan membentuk cara berpikir yang lebih baik", kataku mengakhiri percakapan siang itu.
Pembicaraan seperti itu sudah beberapa kali kulakukan dengan beberapa anak SMK yang berbeda, kadang-kadang aku juga berpikir apa aku tidak memberi semangat palsu ya mengingat dunia kuliah apalagi sekarang ini tidak bisa terlalu huznudhan sebagaimana jaman dulu saat kuliahku dulu.
Niatku hanya ingin membangkitkan semangat belajar mereka, agar energi mereka hanya bermuara di tempat kerja seperti sekarang ini. Bekerja di usia yang masih belasan memang sangat bagus untuk mendidik kemandirian mereka. Tetapi tanpa tambahan ilmu hanya akan membuat mereka tak beranjak jauh dari yang sekarang ini mereka dapat. Sayang energi yang mereka punya. Selain itu pengin menyemangati anak-anak muda itu untuk tidak menyerah pada keadaan. Gelar bukan tujuan tetapi semangat belajar dan menggapai harapan harus tetap ditumbuhkan.
Mudah-mudahan saya tidak terlalu naif dalam hal ini.
"Ora neruske kuliah Put", kata saya setelah sedikit bicara ngalor ngidul.
"Sakjane nggih pengin budhe, riyin mboten angsal kalih mamak, ragade ngge adik, nggih pun kula manut",jawabnya.
"Golek duit dewe, sebagian uang gaji ditabung nggo kuliah, mengko kuliah disambi kerjo, insya Allah bisa", kucoba menyemangatinya.
"Nggih budhe, ning artane kangge mawon , ajeng ngge golek SIM men dereng sida2, disuwun mamak ngge nyumbang kalih ngge betah sanes-sanese",jawab putri.dewe
"Gak pa pa, insya Allah diganti Allah sukbene, sing penting niat disik muga -muga diparingi jalan", hiburku, terenyuh mendengar ceritanya.
"Nggih budhe, dongakke nggih, muga-muga mawon saged nglumpuk artane ngge kuliah", jawab putri.
"Insya Allah, ilmu kui penting, meski rezeqi tidak tergantung kuliah atau tidak ning nek duwe ilmu dirimu akan lebih punya banyak pilihan, kuliah juga akan menambah wawadan dan membentuk cara berpikir yang lebih baik", kataku mengakhiri percakapan siang itu.
Pembicaraan seperti itu sudah beberapa kali kulakukan dengan beberapa anak SMK yang berbeda, kadang-kadang aku juga berpikir apa aku tidak memberi semangat palsu ya mengingat dunia kuliah apalagi sekarang ini tidak bisa terlalu huznudhan sebagaimana jaman dulu saat kuliahku dulu.
Niatku hanya ingin membangkitkan semangat belajar mereka, agar energi mereka hanya bermuara di tempat kerja seperti sekarang ini. Bekerja di usia yang masih belasan memang sangat bagus untuk mendidik kemandirian mereka. Tetapi tanpa tambahan ilmu hanya akan membuat mereka tak beranjak jauh dari yang sekarang ini mereka dapat. Sayang energi yang mereka punya. Selain itu pengin menyemangati anak-anak muda itu untuk tidak menyerah pada keadaan. Gelar bukan tujuan tetapi semangat belajar dan menggapai harapan harus tetap ditumbuhkan.
Mudah-mudahan saya tidak terlalu naif dalam hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar