Senin, 13 Mei 2013

SEBUAH UJIAN



Sore itu masuk resep dari dokter spesialis obsgin, segera aku keluar menemui pasien tersebut.
Begitu ketemu pasiennya, ternyata aku kenal baik dengannya karena sering konsultasi obat untuk anaknya yang sering mengalami gangguan pencernaan.
Segera kusapa,” pripun kabare? Masya Allah dirimu hamil ? Wis pirang sasi?”. Sebelumnya aku memang tidak tahu kalo dia hamil, meski sepertinya belum lama ketemu, sementara itu resep yang hendak ditebus tertulis nama antibiotika dan vitamin,  memang tidak menunjukkan kondisi yang tertentu.
Ibu muda itu tiba-tiba berkaca-kaca matanya,” wis ora ana mbak, adik ora gelem dimong”.
Astaghfirullahal adzim, aku sama sekali tidak menyangka kalo resep ini ternyata untuk penyembuhan luka pasca melahirkannya. Begini ini efek samping dari ‘keramahanku’.
“Maaf banget ya, aku benar-benar tidak tahu,” kataku menyesali pertanyaanku sebelumnya.
“Tidak apa-apa mbak”, kemudian dia bercerita bahwasanya kehamilannya sudah berumur 8 bulan ketika operasi Caesar dilakukan.
” Aku isih krungu nangise mbak sebelum aku tidak sadar diri. Keesokannya aku bisa menemuinya di ruang bayi, adik  ki nyekel tanganku kaya njaluk tulung mbak, kenceng tenan kae” tuturnya sambil berlinang armata.
Aku tidak bertanya mengapa dia harus Caesar dalam usia kandungan 8 bulan, aku juga tidak bertanya mengapa anaknya meninggal setelah 2 hari kelahirannya, apa yang diderita oleh anaknya. Aku sudah cukup menyesal mengingatkan dia pada musibah yang dialaminya.
“Sabar ya mbak, mudah-mudahan Allah segera memberi anak kembali dan mudah-mudahan putrane jenengan menjadi tabungan untuk kedua orangtuanya kelak”, kataku kemudian sembari mendoakan dia agar Allah memberi hikmah dan kebaikan dibalik musibah yang diberikanNya.
Kehilangan anak apalagi yang baru saja dilahirkan tentu saja satu ujian berat bagi seorang ibu dengan sebab apapun. Kesedihan yang diderita boleh jadi kesedihan yang berlipat-lipat, belum hilang rasa sakit yang diderita karena melahirkan harus menanggung kesedihan karena kehilangan buah hati yang telah dikandungnya selama 9 bulan. Sejujurnya dan setulusnya aku mengagumi ibu-ibu yang bisa sabar dan ikhlas ketika menerima ujian tersebut. Semoga mereka mendapatkan janji Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis Qudsi, : "Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian"(Hadis riwayat Ahmad).
Wallahu a’lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar