Sore itu masuk resep
dari dokter spesialis obsgin, segera aku keluar menemui pasien tersebut.
Begitu ketemu
pasiennya, ternyata aku kenal baik dengannya karena sering konsultasi obat
untuk anaknya yang sering mengalami gangguan pencernaan.
Segera kusapa,”
pripun kabare? Masya Allah dirimu hamil ? Wis pirang sasi?”. Sebelumnya aku
memang tidak tahu kalo dia hamil, meski sepertinya belum lama ketemu, sementara
itu resep yang hendak ditebus tertulis nama antibiotika dan vitamin, memang tidak menunjukkan kondisi yang tertentu.
Ibu muda itu
tiba-tiba berkaca-kaca matanya,” wis ora ana mbak, adik ora gelem dimong”.
Astaghfirullahal adzim,
aku sama sekali tidak menyangka kalo resep ini ternyata untuk penyembuhan luka
pasca melahirkannya. Begini ini efek samping dari ‘keramahanku’.
“Maaf banget ya, aku
benar-benar tidak tahu,” kataku menyesali pertanyaanku sebelumnya.
“Tidak apa-apa mbak”,
kemudian dia bercerita bahwasanya kehamilannya sudah berumur 8 bulan ketika
operasi Caesar dilakukan.
” Aku isih krungu
nangise mbak sebelum aku tidak sadar diri. Keesokannya aku bisa menemuinya di
ruang bayi, adik ki nyekel tanganku kaya
njaluk tulung mbak, kenceng tenan kae” tuturnya sambil berlinang armata.
Aku tidak bertanya
mengapa dia harus Caesar dalam usia kandungan 8 bulan, aku juga tidak bertanya
mengapa anaknya meninggal setelah 2 hari kelahirannya, apa yang diderita oleh
anaknya. Aku sudah cukup menyesal mengingatkan dia pada musibah yang
dialaminya.
“Sabar ya mbak,
mudah-mudahan Allah segera memberi anak kembali dan mudah-mudahan putrane
jenengan menjadi tabungan untuk kedua orangtuanya kelak”, kataku kemudian sembari
mendoakan dia agar Allah memberi hikmah dan kebaikan dibalik musibah yang
diberikanNya.
Kehilangan anak
apalagi yang baru saja dilahirkan tentu saja satu ujian berat bagi seorang ibu
dengan sebab apapun. Kesedihan yang diderita boleh jadi kesedihan yang
berlipat-lipat, belum hilang rasa sakit yang diderita karena melahirkan harus
menanggung kesedihan karena kehilangan buah hati yang telah dikandungnya selama
9 bulan. Sejujurnya dan setulusnya aku mengagumi ibu-ibu yang bisa sabar dan
ikhlas ketika menerima ujian tersebut. Semoga mereka mendapatkan janji Allah
sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis Qudsi, :
"Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian"(Hadis
riwayat Ahmad).
Wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar