Kamis, 02 Mei 2013

CERITA DARI PANTI 4




Anak-anak di panti sebagian besar bersekolah di sekolah milik Muhammadiyah yang keberadaan sekolah itu sendiri susah payah untuk bertahan hidup. Kelangsungan sekolah itu adalah hasil perjuangan dari beberapa pengurus yang merelakan masa pensiunnya untuk terus menghidupkan sekolah itu. Mirip cerita laskar pelangi-lah. Sebagai sekolah yang bertahan hidup tentu saja tidak banyak murid yang ingin bersekolah di sana, walhasil keberadaan anak-anak panti menjadi modal awal untuk bangkitnya kembali sekolah itu.
Tetapi di sisi lain, sedih juga melihat mereka tumbuh dan belajar dengan fasilitas seadanya dengan teman sekolah yang punya kondisi yang nyaris sama bahkan seperti diketahui sekolah yang tidak membebankan biaya besar pada muridnya, sebagian besar muridnya dalam situasi "tidak niat"sekolah. Tidak tega mau bilang anak-anak nakal. Dalam situasi seperti itu tentu sangat susah membangkitkan semangat belajar dan kompetisi mereka, merekapun tidak mendapat tambahan wawasan yang baik untuk perkembangan kepribadian mereka karena teman mereka terbatas.
Meski mereka di panti mendapat pendidikan keagamaan cukup akan tetapi anak-anak itu perlu banyak pengalaman untuk mematangkan pribadi mereka dan membangkitkan potensi mereka
Jadi teringat saat SMA, Alhamdulillah Allah ijinkan aku bersekolah di SMA favorit, di sana bersekolah anak dari ekonomi lemah seperti aku sampai kalangan berpunya dari kota solo dan sekitarnya. Kami mendapat perlakuan sama dari sekolah karena kami membayar sama murahnya. Sehingga yang miskin pun bisa bersekolah di sekolah favorit, suatu hal yang sekarang ini nyaris tidak ada. Saat itu yang sekolah naik sepeda jengki banyak, naik bis umum juga banyak tetapi yang sudah bawa mobilpun tidaksedikit. Ketika sepatu yang kupake masih seharga 8 ribuan tidak pernah sekalipun aku diejek oleh temanku yang memakai sepatu berharga puluhan ribu. Tidak ada bully membully kala itu, kompetisi antar kami berlangsung fair dengan suasana ceria khas remaja.
Tetapi seperti itu sekarang bagaikan mimpi. Sejak SMP sekolah negeri sekalipun garis batas ditarik jelas. Benar pendidikan butuh biaya akan tetapi jika kesenjangan itu di mulai sejak sekolah maka yang mampu akan dimanjakan dengan banyak kemudahan sedang yang miskin tak banyak harapan.
Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar