Minggu, 12 Mei 2013

STATUS-STATUS DI FACEBOOK 1




Maaf bukannya mau narsis, saya hanya ingin mengumpulkan kembali beberapa status yang pernah saya posting di Fb karena beberapa darinya mempunyai kesan buat saya pribadi.

Ketika kita menerima curhat dari saudara atau sahabat seakan-akan kita dipinjami buku untuk kita baca, tentu saja buku kehidupan itu belum selesai ditulis bahkan seringnya banyak soal yang harus diselesaikan dan kita diminta untuk ikut menjawabnya. Semakin banyak kita membaca dan ikut menjawab soal soal itu semakin pandai kita atau bahkan membuat kita tidak perlu mengerjakan soal yang sama dalam kehidupan kita sendiri.


 
Kegaduhan itu menyapa kita tanpa suara, hiruk pikuk membawa kita terlibat dalam kesenyapan, kita bisa mengobrol meski dalam kesendirian. Sesungguhnya ini adalah pilihan. Di dunia maya atau nyata kita adalah pelakunya, dan akan bertanggungjawab terhadap apa yg kita kerjakan. Ittaqillaha haitsuma kunta





Jika sebutir nasi masih bisa dirasa sebagai rizqi dari Ilahi, setetes air sebagai nikmat yang tak terganti dan satu tarikan nafas sebagai nikmat yang tak terbeli, masih adakah orang yang tidak mengerti hanya kepada Allah-lah kita berserah diri?


"Apa enaknya memulai ketika yang lain sudah mengakhiri" kata-kata itu yang kuucapkan dulu ketika aku harus mengulangi penelitian skripsiku padahal beberapa teman sudah lulus. Beruntung sahabatku yang baik hati dan tidak sombong mengingatkan, ucapan seperti itu hanya menyakiti diri sendiri dan hanya membuat kita semakin lemah. Ya..disaat kita merasa gagal Lebih baik menyemangati diri sendiri dengan kata-kata yang baik. Lebih baik jika berkata, "Alhamdulillah bisa memulai meski orang lain sudah mengakhiri/meninggalkan. Mari semangati diri sendiri untuk mengawali kebiasaan baik, karena sesungguhnya kebaikan tidak pernah ketinggalan jaman.


Ibu, jangan hanya mengajari anak ibu berdoa, tetapi ajarkan pula agar anak-anak ibu suka berdoa. Ajak mereka berdoa bersama setelah sholat, biarkan mereka mendengar lantunan doa-doa yang diucapkan ibunya untuk kebaikan hidup mereka. Biarkan mereka melihat tetesan air mata ibunya ketika berdoa memohon ampun dan petunjuk Allah ta'alaa untuk keselamatan dunia akhirat mereka. Insya Allah hati mereka akan lembut dan keridhoan Allah akan selalu mengirinqi langkah mereka.
Berkatalah yang baik atau diam, demikian nasehat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.Hadits ini menasehati kita untuk berkata hanya yang baik-baik saja, kalau tidak bisa maka lebih baik diam.
Tetapi di jaman sekarang ini, diam apakah selalu berarti tidak berkata-kata? Ketika kita bisa berkata- kata tanpa suara, bahkan tertawa terbahak-bahak tanpa memekakkan telinga, bukankah dia tidak diam meski tak bersuara? Diamnya tidak selalu jadi lebih baik.
Jadi dalam konteks hadits ini, maka menulislah yang baik kalau tidak bisa, tidak usah menulis saja.
Jika berkata yang baik dengan suara, dengan berkata baik tanpa suara, mana yang lebih baik? Bisa baik semua tergantung situasi dan kebutuhan kali ya, tetapi jika berkata tanpa suara mengurangi hak orang lain yang harusnya mendengar suaranya? Terlalu sibuk berbicara tanpa suara sampai melalaikan tetangga yang harusnya di sapa atau orangtua kita yang yang selalu merindukan suara kita, maka di saat itu berbicara dengan suara lebih baik daripada bicara tanpa suara.
Mbulet? Sekedar renungan untuk bisa memilih mana amal yang lebih baik untuk kita kerjakan dalam situasi dan kondisi yang ada.

Sebagaimana anak sekolah, Allah menguji kita dengan berbagai macam Ujian. Hanya saja soal yang dihadapi tidaklah sama setiap orangnya.
Kalau di dalam ujian tidak boleh saling bantu, maka di dalam ujian hidup Allah izinkan bahkan anjurkan kita untuk saling bantu, semakin banyak kita membantu semakin Allah mudahkan kita untuk menghadapi persoalan hidup kita.
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR.Muslim )
Dan janji Allah itu pasti.
Ridha untuk tidak memiliki atau ridha untuk kehilangan adalah dua kejadian yang berbeda akan tetapi hakikatnya sama, dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik jika kita mengetahui.
Kerinduan ini jika dirasa begitu melelahkan.
Tetapi pantaskah kita mempertanyakan ketentuan Allah pada diri kita?
Sedang karunia dan nikmatNya begitu banyak bahkan untuk sesuatu yang kita tidak sempat memintanya.
Allah akan ridha kepada hambaNya yang ridha pada ketentuanNya.
Allah tahu apa yang kita rasa, Allah tahu apa yang kita inginkan. Cukuplah janji Allah untuk mengobati kerinduan kita dan yakin bahwa kesabaran kita tidak pernah sia-sia.
Bagaikan ashabul kahfi waktu seakan tak bergerak. Meski angka terus membilang. Berharap ada langkah yg terekam dan amal yg dapat dipersembahkan. Agar lintasan waktu yg berjalan tak hanya berlalu.

Kesederhanaan bukan sesuatu yang merendahkan, bukan juga sesuatu yang menghinakan. Akan tetapi kesederhanaan adalah sesuatu yang terpuji di sisi Allah dan RasulNya ketika dipilih atau diterima dalam upaya meraih keridhaanNya


Untuk kehidupan yg membahagiakan dan kekal nantinya, mengapa kita tak mau bersusah-susah saat ini? Padahal jelas waktu tak pernah berjalan mundur, lambat tapi pasti kita akan mendatanginya..
Salah satu hikmah dr ibadah di bulan Ramadhan adalah ketika hal yg sia-sia ditinggalkan kita akan punya banyak waktu untuk mengerjakan amal sholih. Jadi...ketika kita merasa takpunya waktu untuk melakukan amal sholih boleh jadi banyak hal sia sia yg kita kerjakan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar