Pada sebuah taklim di sebuah desa di
Kulon Progo. Kusampaikan sebuah doa untuk berlindung kepada Allah dari ilmu
yang tidak bermanfaat, ilmu yang tidak menambah dekatnya hati kepada Allah
subhana wa taa’la. Tahu tapi tidak diamalkan. Akibat dari ilmu yang tidak
bermanfaat itu adalah tidak khusyuknya hati saat beribadah .
“Dados ibu-ibu nek pun ngaji niku
sholate kedahe tambah sregep tambah khusyuk,
mboten berling, nek kober nek eling, mangke dadine nek pas eling mboten kober
nek kober mboten eling’, akhir dari penjelasanku saat itu.
“Lha nek teng sawah pripun Bu?
Mangkano sedino-dino nek teng sawah niku, mangkano sawah niku adoh ‘, tanya
seorang ibu setengah tua.
‘Sholat teng sawah bu,”jawabku culun terbayang saat adzan berkumandang di tv-tv ada adegan beberapa petani sholat di pinggir ladang mereka.
‘Nggih mboten saged to bu, teng sawah rak nggih ngluprut lendut niko,’ jawab ibu yang lain.
‘Gek teng sawah niku mboten enten panggenan sing jembar, galengane men sempit-sempit,’tambah ibu itu lagi.
‘Sholat teng sawah bu,”jawabku culun terbayang saat adzan berkumandang di tv-tv ada adegan beberapa petani sholat di pinggir ladang mereka.
‘Nggih mboten saged to bu, teng sawah rak nggih ngluprut lendut niko,’ jawab ibu yang lain.
‘Gek teng sawah niku mboten enten panggenan sing jembar, galengane men sempit-sempit,’tambah ibu itu lagi.
Aku terpana, tergagap.
Tak menyangka bisa seperti itu persoalan yang dihadapi oleh seorang muslim untuk menegakkan sholat. Mereka bertanya dengan sungguh-sungguh dan bukan sekedar ngeles.
Ya.. Allah ya Rabbi, sempitnya ilmuku untuk bisa menjawab pertanyaan ibu itu..
Tak mudah bagiku untuk menjawab peryanyaan itu bukan karena aku tak tahu tetapi lebih karena aku tak pernah mengalami kondisi sebegitu berat. Terbayang betapa selama ini ternyata telah diberikan begitu banyak kemudahan Allah untuk bisa beribadah kepadaNya.
Tak menyangka bisa seperti itu persoalan yang dihadapi oleh seorang muslim untuk menegakkan sholat. Mereka bertanya dengan sungguh-sungguh dan bukan sekedar ngeles.
Ya.. Allah ya Rabbi, sempitnya ilmuku untuk bisa menjawab pertanyaan ibu itu..
Tak mudah bagiku untuk menjawab peryanyaan itu bukan karena aku tak tahu tetapi lebih karena aku tak pernah mengalami kondisi sebegitu berat. Terbayang betapa selama ini ternyata telah diberikan begitu banyak kemudahan Allah untuk bisa beribadah kepadaNya.
“..Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…’(QS. 2:185)
Potongan ayat itulah yang
kusampaikan untuk sebagai jawaban dari pertanyaan ibu itu. Tidaklah Allah
menurunkan syariatnya yang manusia tak sanggup melakukannya. Jika terasa begitu
sulit mungkin kita belum tahu bagaimana caranya yang tepat untuk melakukannya.
Sungguh setiap berkesempatan
untuk taklim bersama ibu-ibu menjadi pembelajaran yang sangat berkesan bagiku.
Menyadarkanku bahwa ketika aku merasa banyak melakukan kebaikan sesungguhnya
karena hal itu telah dimudahkan Allah subhana wa Ta’ala.