Beberapa hari kemarin saya takziah ibu muda yang meninggal karena
sakit yang dideritanya. Dia meninggalkan 2 orang putri yang besar baru kelas 2
SMP.
Lewat hari saya baru teringat kalau diriku sebesar itu pula saat ditinggal Ibu.
Cuman bedanya dia sulung, saya bungsu. Sudah pasti lebih berat ujiannya.
Lewat hari saya baru teringat kalau diriku sebesar itu pula saat ditinggal Ibu.
Cuman bedanya dia sulung, saya bungsu. Sudah pasti lebih berat ujiannya.
Ditinggal orang terkasih terutama ibu bagaikan matahari padam
separo.
Saya sudah lupa berapa lama kesedihan melingkupi saya, dan dengan cara bagaimana kesdihan itu teratasi, yang teringat hanya bagaimana jungkir baliknya saya belajar memasak karena terpaksa harus bisa memasak.
Saya sudah lupa berapa lama kesedihan melingkupi saya, dan dengan cara bagaimana kesdihan itu teratasi, yang teringat hanya bagaimana jungkir baliknya saya belajar memasak karena terpaksa harus bisa memasak.
Bagaimanapun kehidupan akan terus berjalan dan Allah punya banyak
cara untuk menjaga, mengasihi, dan menolong hambaNya sebagai hiburan untuk
ujian yang Dia beri. Begitulah yang saya rasakan, tentu jangan dibandingkan
karena sayapun tak disuruh memilih.
Tulus saya berdoa semoga Allah jaga anak-anak itu dan mengasihi
mereka. Sungguh karuniaNya jauh lebih besar dari ujianNya.
Dalam kehidupan ini tak ada kesenangan ataupun kesedihan yang abadi.
Dalam kehidupan ini tak ada kesenangan ataupun kesedihan yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar