Senin, 18 Agustus 2014

KEBERSAMAAN YANG MAHAL



Salah satu murid pengajian remaja yang kuasuh pamit untuk meneruskan SMP di jakarta. "Disuruh ibu budhe," begitu dia bercerita.
Sejak kecil dia diasuh simbahnya, sedang ibu dan bapaknya kerja di jakarta. Bekerja sebagai buruh di ibukota bisa jadi tidak memungkinkan orangtuanya untuk mencari pengasuh anak untuk merawat anaknya ketika mereka bekerja, maka solusi paling mudah adalah menitipkan anaknya pada neneknya untuk diasuh.
Sangat wajar ketika si ibu berkeinginan untuk bisa bersama dengan anaknya ketika anaknya mulai besar.
Simbah muridku tadi rupanya tetap tidak sampai hati untuk melepas cucunya, bisa jadi dia khawatir keadaan cucunya karena toh bapak dan ibunya tetap bekerja dari pagi sampai sore, siapa yang mengawasi cucunya? Maka diapun ikut pindah ke jakarta.
 
Cerita menjadi mengharukan dan absurd bagiku ketika kutahu muridku itu punya adik yang sekarang baru masuk SD. Rupanya kakak beradik itu dititipkan pada simbahnya bersama buliknya. Dan sekarang adiknya itu tetap ditinggal untuk bersekolah di sini bersama buliknya.
 
Ya... Allah, betapa sulitnya mereka mencari uang, hingga penghasilan mereka takcukup untuk membeli kebersamaan dengan anak-anaknya.
 
Potret kehidupan buruh urban yang kurasa tidak cuman keluarga ini saja.
Berharap Allah menolong keluarga-keluarga senasib dengan mereka dengan memberi hidup dan kehidupan yang baik dan menjadikan anak -anak mereka menjadi anak yang sholih/sholihah,yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri dan keluarganya.
Semoga Allah melindungi dan menjagamu, .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar