Selasa, 12 April 2016

BAGAI MENGARUNGI SAMUDERA

Seorang ponakan ketemu gede (ketemunya sudah gede dan dia langsung manggilku Budhe, hee) menghubungiku beberapa hari yang lalu. Dia menikah Beberapa bulan yang lalu, dan sekarang mengikuti suaminya pindah keluar pulau jawa.

Setelah saling bertukar kabar, kutanya,
"Wa-ne aktif to? Dadi isa luwih penak ngobrol..."
"Ora'e budhe, wa ro fb off kabeh"
"Kenopo? Ora ana sinyal?
"Ora ana sing nggo maketke budhe, dadi tak offke kabeh".


Sampai di sini, tidak kuteruskan pertanyaanku. Dia berkata sesungguhnya atau tidak, kuhormati perasaannya untuk tidak bertanya lebih jauh. Setelah kudoakan agar rumah tangganya dibarakahi Allah, sms pun berhenti.

Terkadang, seseorang harus mengawali kehidupan rumah tangganya dalam situasi yang berat. Bukan karena tak ada cinta, atau karena mereka mengawali dengan banyak masalah. Akan tetapi pernikahan memang bukan puncak kebahagiaan, ia adalah awal dari kehidupan. Kehidupan berdua tentu saja.

Orang bilang menikah seperti mengarungi samudera, sekokoh apapun kapal yang kita punya, seganteng apapun nahkodanya, tidak bisa menghindari ombak yang akan datang. Masalah akan selalu ada, karena itu fitrah kehidupan dan itulah yang menjadikan menikah menjadi sesuatu hal yang besar di hadapan Allah subhana wa ta'alaa.

Maka doa yang diajarkan Rasulullah bagi pengantin baru adalah barakallahu laka, wa baraka 'alaika wa jama'a baina Kumma fi khair. Karena barakah Allah yang berlimpah kepada kita itulah yang akan menjadikan segala situasi yang ditemui membawa kebaikan buat kita. Kondisi lapang maupun sempit.

Allahul musta'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar