Dulu ada seorang sales alat kesehatan, perempuan, setiap kali
kunjungan ke apotekku selalu curhat. Tanpa kutanya lebih dulu, sebelum
dia menanyakan ada orderan tidak, dia langsung saja bercerita panjang
lebar. Segala hal dikeluhkannya. Mulai dari beratnya beban sejak
ditinggal suaminya meninggal beberapa tahun lalu, keinginannya untuk
menikah lagi, anak-anaknya yang tidak mengerti kesulitannya sampai
target yang sulit tercapai.
Meskipun aku orangnya suka denger cerita, mendengar begitu banyak keluh kesahnya dan masalah pribadi yang begitu gampang diceritakan pada orang yang relatif baru dikenalnya, lana-lama jengah juga. Pengalaman orang seperti ini tidak bisa dipercaya. Aku tidak tahu apakah dia begitu juga di setiap Apotek sebagai salah satu trik dia untuk menarik simpati sehingga dapat orderan atau memang hobinya senang mengeluh saja.
Meskipun aku orangnya suka denger cerita, mendengar begitu banyak keluh kesahnya dan masalah pribadi yang begitu gampang diceritakan pada orang yang relatif baru dikenalnya, lana-lama jengah juga. Pengalaman orang seperti ini tidak bisa dipercaya. Aku tidak tahu apakah dia begitu juga di setiap Apotek sebagai salah satu trik dia untuk menarik simpati sehingga dapat orderan atau memang hobinya senang mengeluh saja.
Suatu
ketika, dia datang dengan wajah begitu kusutnya. Tanpa basa basi
langsung dikeluarkannya semua yang ingin diceritakannya. Seakan semua
persoalanya mengumpul jadi satu hari itu.
Setelah dia puas cerita, kutanyakan padanya, "Nek masalahmu ruwet mbundhet koyo ngono kui mbak piye caramu le mengatasi? Ben atimu cepet padhang?
Dia menjawab tanpa ragu-ragu, "Aku lunga neng mall bu, lha piye? Arep neng pantai dewekan mengko malah piye? Nek bar saka mall mengko njuk enteng".
Terus terang jawabannya yang spontan mengagetkanku, menunjukkan memang dia biasa melakukannya.
"Bukannya kalo ke mall tambah pusing? Dadi pengin reno-reno? Kok ora dinggo sholat wae, diakehi le donga?"
"Aku yo wis donga bu, ya wis sholat barang ".
Tanpa bermaksud merendahkan mbak sales tadi, mbak sales itu tadi hanya contoh bahwa banyak dari kita mungkin termasuk juga diriku ini yang melarikan masalah dan menyandarkan kesulitan hidup pada sesuatu yang sama sekali tidak membantu kita . Kesenangan jalan-jalan di mall tidak akan membantu kita menyelesaikan persoalan kecuali hanya mengalihkannya sesaat saja.
Janji Allah Ta'alaa dalam Al-Quran bahwa Allah akan mengabulkan hambaNya yang memohon kepadaNya, kemudian di ayat yang lain Allah berfirman Hanya dengan mengingatKu hati menjadi tentram. Hanya dipahami tanpa berusaha menyakininya hingga ke dalam hati.
Sesorang dalam hidup ini butuh sandaran. Ketika duduk saja, orang mesti memilih tempat duduk yang punya sandaran kokoh, yang memberi rasa nyaman. Bagaimana mungkin sesorang bisa hidup tenang, tentram tanpa sandaran hidup yang kokoh?
Maka jalan keluar dari segala keruwetan hidup kita sebenarnya mudah dan dekat saja. Di mana ada tempat sujud, di situlah kita bisa mengadukan seluruh persoalan hidup kita.
Setelah dia puas cerita, kutanyakan padanya, "Nek masalahmu ruwet mbundhet koyo ngono kui mbak piye caramu le mengatasi? Ben atimu cepet padhang?
Dia menjawab tanpa ragu-ragu, "Aku lunga neng mall bu, lha piye? Arep neng pantai dewekan mengko malah piye? Nek bar saka mall mengko njuk enteng".
Terus terang jawabannya yang spontan mengagetkanku, menunjukkan memang dia biasa melakukannya.
"Bukannya kalo ke mall tambah pusing? Dadi pengin reno-reno? Kok ora dinggo sholat wae, diakehi le donga?"
"Aku yo wis donga bu, ya wis sholat barang ".
Tanpa bermaksud merendahkan mbak sales tadi, mbak sales itu tadi hanya contoh bahwa banyak dari kita mungkin termasuk juga diriku ini yang melarikan masalah dan menyandarkan kesulitan hidup pada sesuatu yang sama sekali tidak membantu kita . Kesenangan jalan-jalan di mall tidak akan membantu kita menyelesaikan persoalan kecuali hanya mengalihkannya sesaat saja.
Janji Allah Ta'alaa dalam Al-Quran bahwa Allah akan mengabulkan hambaNya yang memohon kepadaNya, kemudian di ayat yang lain Allah berfirman Hanya dengan mengingatKu hati menjadi tentram. Hanya dipahami tanpa berusaha menyakininya hingga ke dalam hati.
Sesorang dalam hidup ini butuh sandaran. Ketika duduk saja, orang mesti memilih tempat duduk yang punya sandaran kokoh, yang memberi rasa nyaman. Bagaimana mungkin sesorang bisa hidup tenang, tentram tanpa sandaran hidup yang kokoh?
Maka jalan keluar dari segala keruwetan hidup kita sebenarnya mudah dan dekat saja. Di mana ada tempat sujud, di situlah kita bisa mengadukan seluruh persoalan hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar