Di Panti itu ada 2 orang kakak beradik berusia
5 tahun dan adiknya 3 tahun saat mereka datang 3 tahun yang lalu. Mereka masih
punya kedua orangtua, tetapi mereka dititipkan di panti oleh bapaknya karena
ibu mereka pergi meninggalkan keluarga. Bisa jadi bapaknya tak sanggup mengurus
2 orang kakak beradik itu sendirian, ketika dijemput pengasuh panti mereka
berdua langsung mau ikut.
Sekarang 3 tahun berlalu mereka menetap di
panti, mereka tumbuh sebagaimana anak-anak yang lainnya, sayang prestasi
kakaknya yang sudah duduk di klas 2 SD kurang begitu bagus. Keceriaan mereka
pun tak selepas anak-anak dari keluarga harmonis. Akan tetapi itupun sudah jauh
lebih baik ketika saat mereka datang dulu. “Cuilik banget bu”, begitu kata anak
panti yang besar yang tahu saat mereka datang. Pernah ibunya datang menjemput
akan tetapi mereka berdua tidak ada yang mau ikut, suatu kenyataan pahit ketika
rasa cinta seorang anak kepada ibunya telah habis.
Di panti itu mereka diasuh dalam pengasuhan
seperti keluarga biasa, mereka tinggal bersama keluarga pengasuh panti dengan
kakak-kakak panti mereka sehingga suasana itu bisa jadi menghibur dan membasuh
hati mereka yang terabaikan.
Miris
hatiku ketika kutanyakan di mana bapak sekarang,kakaknya dengan nada biasa
menjawab,”tenggene simbah, dhong-dhong nggih niliki”. Berharap keberadaan
mereka di panti adalah cara Allah menyelamatkan mereka berdua dari kehidupan
yang mungkin lebih menyedihkan jika mereka bersama dengan kedua orangtua mereka
dan kasih sayang yang mereka dapatkan sekarang bisa menghilangkan luka di hati
mereka sehingga mereka bisa tumbuh dengan lambaran kasih saying baru meski ibu
yang harusnya mengajarkan kasih sayang itu tak ada bersama mereka.
Sepenuh hati kuberdoa, semoga mereka berdua
selalu dalam penjagaan Allah dalam rahmatNya dan keridhoanNya. Dan tak banyak
lagi orang-orang yang hanya memandang kehidupan sejauh pandangan mata mereka
saja sehingga berani mengabaikan rahmat besar
Allah yang di amanahkan kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar