Kamis, 04 April 2013

PERJALANAN KE SAMIGALUH



Hari Minggu kemarin menemani suami memberi  bimbingan regu yang tergabung di KBIH Aisyiyah di gerbosari, Samigaluh. Rumah yang kami datangi hanya berjarak 2-3 km dari puncak Suralaya. Puncak Suralaya adalah puncak tertinggi dari bukit Menoreh, kabarnya dari sana akan terlihat candi Borobudur dan Laut Selatan sekaligus.
Jalan yang menanjak tajam membuat motor yang kami naiki terengah-engah, hingga tinggal satu tikungan, jalan menanjak dengan kemiringan lebih dari 45’ dan berliku-liku dengan jarak  cukup jauh.  Karena belum terbiasa suamiku tidak berani, terpaksa jalan kaki. Baru satu tanjakan aku sudah tidak bisa berbicara saking mengkis-mengkisnya napasku.
“ Lenggah mriki rumiyin bu,” sapa pemilik rumah di tanjakan paling bawah.
Aku hanya tersenyum sambil sibuk mengatur napas. Melihat 2 orang yang nampaknya terlalu gemuk untuk naik satu motor di tanjakan setajam itu, akhirnya pemilik rumah menawarkan bantuan.
”Kersane di dugekke lare kula Bu, tasih minggah, kersane bapak piyambak ra nggih kuat motoripun,”begitu kata ibu itu.
Alhamdulillah selalu ada orang baik di mana saja,
Dengan diantar anaknya masih remaja, aku melaju sampai rumah bapak Sukijo.
Masya Allah jauhnya, agak syok aku sampai sana. He he he
Sangat merasa beruntung Allah berikan tempat tinggal di tempat yang “rata”. Sembari tak habis berpikir bagaimana dahulunya orang bisa memulai untuk tinggal di sana, karena menurut Bapak Sukijo sejak kecil sudah tinggal di sana sampai sekarang.
Bagaimana Allah memperjalankan hambaNya di seluruh penjuru bumi dan mencukupi rizqi mereka hingga panggilan untuk berkunjung ke tanah suci pun sampai ke rumah mereka, di pelosok bukit Menoreh.
Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar