Selasa, 23 April 2013

DAMPINGI MEREKA



Sejak usia TK hingga SD, anak-anak belajar membaca  Al-Qur’an, sholat dan ibadah lainnya di Taman Pendidikan Al-Qur’an. Mereka mulai dibiasakan untuk menjalankan dan mencintai amal sholeh sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’alaa.
Orangtua mana yang tidak berbunga-bunga hatinya ketika menyaksikan gadis kecilnya sore-sore pergi ke masjid/mushola dengan memakai jilbab, kemudian terdengar dari mulut mungilnya melantunkan doa-doa dan ayat suci Al Qur’an.
Orangtua mana yang tidak bahagia ketika anak laki-laki kecilnya memperlihatkan hafalannya dan mulai senang sholat jamaah di masjid.
Serasa impian untuk mempunyai anak sholeh/sholihah sudah dalam dekapan.
Tetapi bagaimana ketika mereka mulai memasuki usia remaja/SMP?
Di SMP hampir belum ada pengajian untuk anak-anak SMP di sekolah masing-masing( Moga-moga saya salah) kemudian mereka juga sudah tidak ikut TPA/TPQ  lagi. Bagaimana menjaga amalan mereka yang sudah berusaha untuk dibiasakan ketika mereka TK-SD? Usia Remaja seharusnya adalah peralihan  dari ibadah yang awalnya hanya karena kebiasaan menjadi kepahaman sebelum menjadi kesadaran sepenuhnya. Apalagi mereka sudah mulai baligh, artinya mereka sudah bertanggungjawab terhadap ibadah yang menjadi kewajiban. Bagaimana mereka bisa menjalani ini jika tanpa pendampingan orangtuanya?
Sayangnya banyak orangtua yang lalai,
Yang awalnya sudah terbiasa menjadi tidak biasa lagi, mereka dibiarkan  untuk mengikuti naluri dan keinginan mereka. Ketika kecil dibiasakan memakai jilbab, ketika remaja banyak orangtua yang membiarkan anak remajanya tidak memakai jilbab dengan alasan kasihan, biar menikmati masa remajanya, dan hal-hal yang lainnya. Membaca Al-Qur’an pun tak terlalu penting lagi untuk ditanyakan. Alhasil…banyak masjid-masjid kehilangan anak-anak remajanya. Kemanakah mereka?
Tidakkah bapak/Ibu ikut risau ketika sepasang remaja mulai pacaran mereka menyapa pasangannya dengan ayah-bunda?
Maafkan jika ini tulisan ini adalah edisi sok tahu, tetapi sebagai penonton sekalipun saya cukup risau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar