Seorang bapak meminta waktu untuk konsultasi di apotek,
beliau menanyakan beberapa hal yang
berhubungan dengan obat yang akan diminumnya. Yang menarik bukan pada pertanyaannya tentang obat
itu tetapi curhatannya.
“Pripun to mbak angger teng dokter, pengine berobat sampai
tuntas seringkali kok dijawab, ini karena faktor usia pak, nek tiap berobat
selalu dijawab karena faktor usia kan dadi mboten semangat, marahi nglokro to?
“kata bapak itu memulai curhatannya.
“Usia kan memang membawa perubahan pada tubuh pak, niku
mboten saged dihindari, kalau dokternya bilang begitu, itu berarti keluhane
bapak menika mboten perlu pun khawatirken amargi menika sesuatu ingkang sangat
mungkin pun raosaken karena pengaruh usia niku wau. Obat pun paringaken kangge
mengurangi keluhan nanging mboten saged ngilangi sadaya keluhan,’kucoba menjelaskan
supaya bapak itu bisa lega perasaannya.
Sebelumnya mohon maaf jika bahasa campur aduk tidak jelas
antara bahasa jawa dan bahasa Indonesia, karena komunikasi di desa memang lebih
fleksibel dan enak diterima jika seperti ini.
Tetapi ternyata tidak,
bapak itu tetap tidak bisa terima jika mendapat jawaban keluhannya
itu karena pengaruh usia, penginnya
ketika ke dokter dia mendapat jawaban yang memuaskan tentang penyakitnya
kemudian bisa diobati sehingga sembuh dan hilang segala keluhannya. Berapapun
biayanya tidak masalah. Begitulah kira-kira yang dimaksudnya.
Karena merasa kata-kataku tak terlalu bermanfaat
buatnya kudengarkan saja sampai dia puas
mengeluarkan curhatannya.
Seringkali seseorang itu memang tidak mau menyadari
keterbatasannya, bahwa dia di batasi oleh satu faktor yang menjadi ketetapan
Allah yaitu umur. Berjalannya usia seseorang memang membawa banyak perubahan
dan itu samasekali tidak bisa dihindari, sebagaimana tanaman yang semula hijau
kemudian menguning dan akhirnya akan layu, demikian pula manusia. Lebih parah
lagi jika manusia merasa dengan hartanya, dia merasa bisa membeli apa yang dia
inginkan termasuk kesehatan dan kekuatan fisik. Dokter, obat, makanan hanya
satu usaha untuk hidup sehat, nyaman dan
bahagia.
Semua kembalinya pada kekuasaan Allah, menyadari kelemahan
diri dan bersandar pada kekuasaan Allah akan menjadikan hati selalu tenang dan
tentram karena semuanya tak akan terjadi tanpa izin dari-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar