Rabu, 20 Maret 2013

AJARKAN SEJAK KECIL



Suatu saat ponakanku, Teteh, begitu kami memanggilnya sedang main di rumahku. Waktu itu dia masih berumur 4 tahun. Kebetulan rumahku berdekatan dengan rumah Ibu Mertua, jadi ketika dia berlibur ke rumah mbah Utinya sekaligus berlibur ke rumah Om & buliknya.
Saat itu aku sedang memasak Soto daging sapi, dia menungguiku sambil bercerita. Ketika aku sedang memotong daging menjadi potongan kecil-kecil, teteh berkata, “ Bulik, jangan bilang-bilang mbah uti ya kalo bulik masak daging”.
“Emang kenapa Teh? ” kataku.
“Nanti mbah Uti minta..” jawabnya.
Ha..ha..ha.. aku tidak bisa menahan tawa, kasihan benar mbah uti dicurigai seperti itu.
“ Nggak boleh begitu dong, kalo sayang sama mbah Uti apa yang bisa membuat mbah Uti senang kita berikan”, kataku meluruskan ucapannya.
Celotehan seoarang anak seringkali terdengar lucu meski ucapan itu tidak pas sekalipun. Apalagi sangat bisa mereka belum memahami masud dari ucapan mereka sendiri. Yang aneh adalah jika sebagai orangtua mendengar anaknya berbicara tidak benar, dibiarkan saja hanya karena beranggapan mereka masih kecil. Berbicara yang benar dan baik perlu diajarkan sejak kecil meski mereka belum paham sekalipun, anak tidak akan pernah tahu jika tidak diberi tahu.
Ketika sekarang ini banyak anak kecil sudah pintar marah-marah, membentak-bentak pembantunya bahkan mungkin juga sama simbahnya perlu dilihat siapa yang banyak didengarnya?
Ketika kita membiarkan ucapan-ucapan buruk, sumpah serapah, makian leluasa masuk ke rumah kita, itu sama saja mengizinkan anak kita berperilaku demikian meski kita tidak mengajarinya sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar