Seorang anak
tetangga, saat itu masih TK, berkata pada ibunya,” Bu, nek sugih ki omahe
tingkat, omonge nganggo bahasa Indonesia, trus nyeluk’e mama-papa”. Ha..ha..ha
Khayalan anak desa
yang melihat gambaran di televisi orang kaya itu rumahnya selalu bertingkat,
memanggil orangtuanya dengan panggilan papa-mama dan berbicara dengan bahasa
Indonesia. Sederhana, karena begitulah
stereotype yang digambarkan. Maka wajarlah jika seperti itu juga yang
diangankan.
Tetapi ternyata oh
ternyata seperti itu juga bayangan kebanyakan orang tentang ukuran suatu
keberhasilan atau kesuksesan, bedanya hanya pada visualisasinya saja. Tetapi
bahwa sukses itu punya rumah yang begini dan begini, kemudian punya mobil yang
begitu dan bisa memiliki ini dan itu. Sama bukan dengan anak TK tetangga saya
itu? Hanya karena lebih banyak yang dilihat maka lebih banyak yang diangankan.
Padahal telah sampai
kepada kita janji Allah Subhana wa ta’ala dalam surat Al ghasiyyah, yang
artinya: Pada hari itu
banyak orang yang wajahnya berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam
surga yang tinggi, tidak kamu dengar di
dalamnya perkataan yang sia-sia, di dalamnya ada mata air yang mengalir, di
dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang disediakan, dan
bantal-bantal yang tersusun, dan permadani yang terhampar( Al ghasiyyah: 8-16)
Tidakkah kita ingin
kehidupan seperti itu yang lebih mulia, membahagiakan dan lagi kekal?
Maka yang kita
perlukan hanya merubah orientasi kita dan niat awal dari semua yang kita
kerjakan, semata mata hanya untuk mencari keridhoan Allah. Itu berarti kita
mengatur hidup kita seperti yang dikehendakki Allah melalui RasulNya, Muhammad
shalallu alaihi wasalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar