Jumat, 29 Maret 2013

SEBUAH CITA-CITA



Seorang anak tetangga, saat itu masih TK, berkata pada ibunya,” Bu, nek sugih ki omahe tingkat, omonge nganggo bahasa Indonesia, trus nyeluk’e mama-papa”.  Ha..ha..ha
Khayalan anak desa yang melihat gambaran di televisi orang kaya itu rumahnya selalu bertingkat, memanggil orangtuanya dengan panggilan papa-mama dan berbicara dengan bahasa Indonesia. Sederhana, karena begitulah  stereotype yang digambarkan. Maka wajarlah jika seperti itu juga yang diangankan.
Tetapi ternyata oh ternyata seperti itu juga bayangan kebanyakan orang tentang ukuran suatu keberhasilan atau kesuksesan, bedanya hanya pada visualisasinya saja. Tetapi bahwa sukses itu punya rumah yang begini dan begini, kemudian punya mobil yang begitu dan bisa memiliki ini dan itu. Sama bukan dengan anak TK tetangga saya itu? Hanya karena lebih banyak yang dilihat maka lebih banyak yang diangankan.
Padahal telah sampai kepada kita janji Allah Subhana wa ta’ala dalam surat Al ghasiyyah, yang artinya: Pada hari itu banyak orang yang wajahnya berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga  yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang sia-sia, di dalamnya ada mata air yang mengalir, di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang disediakan, dan bantal-bantal yang tersusun, dan permadani yang terhampar( Al ghasiyyah: 8-16)
Tidakkah kita ingin kehidupan seperti itu yang lebih mulia, membahagiakan dan lagi kekal?
Maka yang kita perlukan hanya merubah orientasi kita dan niat awal dari semua yang kita kerjakan, semata mata hanya untuk mencari keridhoan Allah. Itu berarti kita mengatur hidup kita seperti yang dikehendakki Allah melalui RasulNya, Muhammad shalallu alaihi wasalam.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar