Senin, 19 Mei 2014

MENGHARAP HIDAYAH ALLAH




Bermula ketika mendapati salah seorang anak yang dekat denganku terjebak "dunia kapur"(http://nggirprogo.blogspot.com/2013/09/dunia-kapur.html). Dunia yang mengaburkan pandangannya, yang membuat dia tenggelam dalam mimpi menyesatkan yang membuat dia sanggup melakukan apa saja. Tak cukup airmata ibunya untuk menghapuskan goresan kapur yang sudah demikan kuat tergambar di hatinya.

Yang membuatku lebih terpukul lagi adalah di saat begitu terpuruk, si ibu bercerita padaku," aku tahu semuanya harus kukembalikan kepada Allah, hanya Allah yang bisa menolongku tapi aku tak bisa berdoa, aku tak tahu bagaimana aku harus berdoa".
Ya..Allah bagaimana mungkin seorang hamba tak bsa berdoa kepadaMu ,padahal dia setiap hari selalu menegakkan sholat? Kalau bukan karena saking kalutnya ataupun kurang ilmunya tidaklah mungkin ibu itu akan berkata begitu.

Berhari-hari kerisauan dan kesedihan ibu yang kehilangan anak itu ikut melingkupiku. Fisiknya dipeluknya, tapi jiwanya entah kemana.
 
Pada akhirnya kegalauan ini harus diakhiri, harus diupayakan agar Allah mengirimkan pertolonganNya dan membuka kembali sesuatu yang menutpi hati anak itu.
Kuberanikan untuk bicara, kucoba untuk menulis untuk bisa membuka dan memberi kesadaran para orangtua bahwa mereka butuh mengetahui tentang agama agar meteka bisa menjaga anak-anak mereka agar tragedi seperti diatas tak kutemui lagi.
Agama tak hanya untuk orang-orangtua yang sudah pensiun. seolah agama itu untuk mereka yang tidak punya pekerjaan, turah wektu.
Kadang ajakanku bersambut kadang juga seperti melangkah sendiri.

Disaat kelelahan diri melanda, kusadari hanya Engkaulah pemilik Hdayah itu, Ya..Allah.
Tidaklah mungkin kata-kataku yang terbata-bata ini, ilmuku yang tak seerapa ini bisa menggerakkan hati mereka tanpa taufiq dan hidayahMu.
Sejatinya apa yang kuupayakan adalah untukku sendiri, untuk kebaikan dan kemudahan urusanku sendiri. Mestinya rasa lelah itu memang tak seharusnya ada...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar