Senin, 05 Mei 2014

MANA YANG LEBIH PENTING



Tetanggaku bercerita saat pergi ke sebuah toko busana muslim terkenal dilihatnya mukena (Rukuh kalo bahasa jawa) dengan bordiran yang sangat bagus, harganya sejuta lebih.
"Rukuh kok sejuta nggih mbak, nek mesti mlebu surga ngono tak tuku", kata tetanggaku.
Ya...seandainya rukuh mahal menjamin pemakainya masuk surga maka berusaha membelinya adalah satu keutamaan. Akan tetapi semua orang juga tahu bahwa diterima tidaknya sholat tergantung pada niat dan kekhusyukkannya, pada ketaqwaannya bukan seberapa bagus rukuhnya.

Bukan berarti rukuh harus murahan atau jelek, tetapi berlebih-lebihan pada sesuatu yang tidak "diminta" Allah pemlik alam ini yang justru mengabaikan hal essensial yang harus disungguh-sungguhi adalah satu keburukan.

Dalam kasus yang hampir sama. seseorang memakai jam tangan seharga ratusan juta bahkan milyaran. Semahal apapun jamnya, berdetak dalam waktu yang sama, sehari tetap saja 24 jam. Tidak juga menjamin waktu yang ditunjukkan oleh jam itu menghasilkan pahala yang besar di sisi Allah Ta'ala bukan?

Bukankah yang berharga itu waktunya?

Sebuah jam tangan menjadi berharga ketika jam itubisa mengingatkan pemakainya pada waktu-waktu sholat yang harus dijaganya, pada kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikannya atau pada janji-janji yang harus ditepatinya.

Hanya saja hawa nafsu seseorang memang membuat seseorang itu bersibuk-sibuk dengan hal-hal yang menyenangkan hatinya bukan pada apa yang mengundang keridhaan Allah Azza wa Jalla, Pemilik Waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar