Senin, 10 Agustus 2015

MEMASAK SENDIRI

Saat haji dulu, di madinah aku berjumpa dengan seorang ibu muda, berdarah melayu tinggal di Singapura. Neneknya orang minang, tetapi dia dan orangtuanya kewarganegaraan malaysia.
Kami bercakap-cakap dengan bahasa upin-ipin. Saat dia tahu kami masih berdua saja.
Dia bertanya,"Tiap hari jajan ja?"
Ketika kujawab,"Tidak, saya masak tiap hari"
"Cuman berdua ja masak?, tanyanya dengan nada suara kak Ros. He he he.
Bukan pertama kali ini aku ditanya seperti ini.
"Kami belasan tahun berdua dan entah sampai kapan masih berdua, jika selama itu jajan, alangkah membosankannya. Lagipula dengan memasak sendiri aku bisa menjaga kebersihan dan kehalalan makanan yang kami makan".
 

Begitulah, bagiku memasak sendiri bukan hanya sekedar menghadirkan makanan semata, tetapi itu adalah juga wujud cinta dan amal sholih . Dengan memasak sendiri lebih untuk bisa menjaga kehalalan bahan makanan yang kita makan. Selain itu jadi bisa berbagi juga.
Jadi meskipun, aku galak dan cerewet seperti mak lampir, setiap liburan ponakanku tetap saja hilir mudik masuk ke dapurku.
 

Dan setiap kali selesai makan, sering suamiku berkata,"Alhamdulillah, enak budhe. Matur nuwun ya.
Itu bonus untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar