Setiap kali jalan-jalan pagi menyusuri jalan desa sering bertemu dengan
beberapa orang ibu-ibu, 3-5 orang, yang berjalan kaki dengan membawa
bekal seadanya. Mereka adalah ibu-ibu buruh tani. Mereka berjalan kaki
dari rumahnya menuju sawah yang akan mereka garap.
Setiap kali bertemu, kami gantian saling menyapa lebih dulu.
" Tindak bu?, jalan-jalan bu"?, begitu mereka biasa menyapaku.
Senyum mereka tulus, ikhlas. Meski kondisi yang mereka temui sangat berlawanan dengan yang mereka jalani sehari-hari.
Tanpa harus menampakkan yang kupunya, bersandal jepit sekalipun, nampak jelas aku lebih beruntung dari ibu-ibu itu, di pagi yang sama, sama-sama jalan kaki, tetapi mereka pergi untuk bekerja, memikul beban berat kehidupan mereka. Sedang aku? Jalan-jalan santai, bergandengan tangan, senyum sana senyum sini.
Ah...betapa mudahnya untuk merasa 'kaya', ketika kita menyadari begitu banyak kemudahan yang Allah beri, ketika kita bisa merasakan apa yang kita punya adalah nikmat dari Allah yang Maha Pemberi Rizqi.
Saat kita bisa melihat senyum tulus dari mereka yang Allah takdirkan 'kurang'dari kita, masih bisakah kita merasa bahwa kita lebih mulia dari mereka hanya karena kita lebih berharta?
Sesungguhnya Allah hanya melihat apa-apa yang ada di hati kita.
Wallahu'alam.
Setiap kali bertemu, kami gantian saling menyapa lebih dulu.
" Tindak bu?, jalan-jalan bu"?, begitu mereka biasa menyapaku.
Senyum mereka tulus, ikhlas. Meski kondisi yang mereka temui sangat berlawanan dengan yang mereka jalani sehari-hari.
Tanpa harus menampakkan yang kupunya, bersandal jepit sekalipun, nampak jelas aku lebih beruntung dari ibu-ibu itu, di pagi yang sama, sama-sama jalan kaki, tetapi mereka pergi untuk bekerja, memikul beban berat kehidupan mereka. Sedang aku? Jalan-jalan santai, bergandengan tangan, senyum sana senyum sini.
Ah...betapa mudahnya untuk merasa 'kaya', ketika kita menyadari begitu banyak kemudahan yang Allah beri, ketika kita bisa merasakan apa yang kita punya adalah nikmat dari Allah yang Maha Pemberi Rizqi.
Saat kita bisa melihat senyum tulus dari mereka yang Allah takdirkan 'kurang'dari kita, masih bisakah kita merasa bahwa kita lebih mulia dari mereka hanya karena kita lebih berharta?
Sesungguhnya Allah hanya melihat apa-apa yang ada di hati kita.
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar