Sebuah pelajaran yang mengesankan tentang gaya hidup kutemui pagi tadi saat kami mengunjungi salah seorang teman haji suamiku.
Teman yang kami kunjungi tadi tinggal di pagerharjo, kecamatan samigaluh, kabupaten Kulon Progo. Samigaluh adalah kecamatan di kulonprogo yang terletak di perbukitan menoreh dengan ketinggian lebih dari 500 dpl. Berbatasan dengan kabupaten magelang dan purworejo.
Hampir 1 jam lamanya waktu yang kami butuhkan untuk sampai ke sana. Melewati jalan-jalan sempit yang menanjak tajam, berkelok-kelok dengan kiri kanan jalan lembah yang dalam selalu membuatku bersyukur Allah takdirkan diriku sejak kecil hingga saat ini di daerah yang mudah terjangkau. Sebuah rumah berlantai 2 menyambut kami.
Mungkin ada yang mengira teman suamiku tadi adalah petani sukses, orang yang berkecukupan tetapi milih tinggal di desa, pelosok gunung. Di sinilah yang menarik, karena teman tadi bekerja di perusahaan pertambangan asing. Setiap bulannya bertugas di berbagai negara berganti-ganti. Dia punya rumah di jakarta dan di kalimantan, asal istrinya. Tetapi dia memilih tinggal di samigaluh, kulon progo. Bersama istri dan anak-anaknya menemani ibunya dan mereka masih muda, selisih 2 tahunan dari kami.
"Saya gak betah tinggal di jakarta mas, enak tinggal di sini. Kalau pas pulang ke rumah, sesekali pergi ke kebun juga, ngge tombo kangen".
"Kalo pas bapak pergi, saya di rumah saja, tidak ke mana-mana. Baru kalo bapak pulang, mengajak pergi baru saya pergi"tambah istrinya.
Pembawaannya yang rendah hati dan ramah sangat mengesankan. Betapa harta yang berlimpah tak merubah sifat mereka. Kesempatan untuk bersinggungan dengan pusat-pusat kemewahan dunia tak menyilaukan mereka.
Betapa tenang dan tenteram orang-orang yang Allah beri dengan sifat qanaah, merasa cukup dan menyederhanakan hidup mereka. Kekayaan mereka tidak terlihat dari apa yang nampak pada diri mereka tetapi apa yang terpancar dari hati mereka.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan barakahNya pada keluarga mereka dan menjadikan anak-anak mereka, menjadi anak-anak yang sholeh
Teman yang kami kunjungi tadi tinggal di pagerharjo, kecamatan samigaluh, kabupaten Kulon Progo. Samigaluh adalah kecamatan di kulonprogo yang terletak di perbukitan menoreh dengan ketinggian lebih dari 500 dpl. Berbatasan dengan kabupaten magelang dan purworejo.
Hampir 1 jam lamanya waktu yang kami butuhkan untuk sampai ke sana. Melewati jalan-jalan sempit yang menanjak tajam, berkelok-kelok dengan kiri kanan jalan lembah yang dalam selalu membuatku bersyukur Allah takdirkan diriku sejak kecil hingga saat ini di daerah yang mudah terjangkau. Sebuah rumah berlantai 2 menyambut kami.
Mungkin ada yang mengira teman suamiku tadi adalah petani sukses, orang yang berkecukupan tetapi milih tinggal di desa, pelosok gunung. Di sinilah yang menarik, karena teman tadi bekerja di perusahaan pertambangan asing. Setiap bulannya bertugas di berbagai negara berganti-ganti. Dia punya rumah di jakarta dan di kalimantan, asal istrinya. Tetapi dia memilih tinggal di samigaluh, kulon progo. Bersama istri dan anak-anaknya menemani ibunya dan mereka masih muda, selisih 2 tahunan dari kami.
"Saya gak betah tinggal di jakarta mas, enak tinggal di sini. Kalau pas pulang ke rumah, sesekali pergi ke kebun juga, ngge tombo kangen".
"Kalo pas bapak pergi, saya di rumah saja, tidak ke mana-mana. Baru kalo bapak pulang, mengajak pergi baru saya pergi"tambah istrinya.
Pembawaannya yang rendah hati dan ramah sangat mengesankan. Betapa harta yang berlimpah tak merubah sifat mereka. Kesempatan untuk bersinggungan dengan pusat-pusat kemewahan dunia tak menyilaukan mereka.
Betapa tenang dan tenteram orang-orang yang Allah beri dengan sifat qanaah, merasa cukup dan menyederhanakan hidup mereka. Kekayaan mereka tidak terlihat dari apa yang nampak pada diri mereka tetapi apa yang terpancar dari hati mereka.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan barakahNya pada keluarga mereka dan menjadikan anak-anak mereka, menjadi anak-anak yang sholeh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar