Menjelang kepulangan jamaah haji Kabupaten
Kulon Progo, aku teringat sosok mbah Warijah. Mbah Warijah adalah
pedagang buah di seberang jalan depan apotek. Mbah warijah tidak punya
kios, dia jualan hanya di emperan toko dengan meja atau bahkan dengan
menggelar jualannya di terpal, buah yang dijualnyapun bukan buah pilihan
kebanyakan buah-buah apkitran.
Tahun 2009 terbetik kabar mbah Warijah akan berangkat Haji. Dengan penuh rasa ingin tahu akan cerita dibalik keberangkatan hajinya, suamiku memintaku untuk mencari tahu rumahnya mbah Warijah, Berbekal informasi dari teman berjualannya, kami mencari rumahnya, lumayan jauh juga.
Kami bertemu mbah warijah di rumahnya yang sederhana,yang ditinggalinya bersama anak dan cucunya.
Beginilah kisahnya: Mbah Warijah sejak muda menjadi single parent dari 2 anaknya setelah berpisah dari suaminya. Dia bercerita kalau sejak muda sudah terobsesi untuk berangkat haji setelah mendengar pengajian dari seorang kiai. Dari hasil berjualan buah, dia menghidupi keluarganya dan sebagian disisihkan untuk ditabung. "Riyin bakulan lumyan mas hasile mboten kaya sakniki, kalih pegawai men (PNS) kathah kula"begitu ceritanya. Singkat cerita uangnya sudah cukup untuk berangkat haji, dia minti ijin sama ibunya tapi tidak diijinkan."Ping 9 kula pamit kalih simbok mboten entuk2 nembe wingi niku simbok ngijini, nembe kula daftar, diewangi simbok emas 1/2 ons. Sebuah kisah luar biasa akan keteguhan niat untuk beramal sholeh.
Dalam hati mbatin juga, ibunya mbah Warijah berapa umurnya ya? Atau sebenarnya mbah Warijah belum tua juga, Sayang aku lupa tanya umurnya.
Dengan izin Allah ta'alaa tahun 2009 mbah Warijah berangkat haji. Beberapa bulan setelah kepulangannya, beliau jatuh sakit sampai akhirnya Allah memanggilnya.
Semoga Allah memberinya haji mabrur.
Dari mbah Warijah, aku belajar untuk bagaimana menjaga niat, untuktak putus asa sampai Allah izinkan. Apapun yang ingin kita kerjakan, pahala terhitung sejak kita niatkan. Wallahua'lam.
Tahun 2009 terbetik kabar mbah Warijah akan berangkat Haji. Dengan penuh rasa ingin tahu akan cerita dibalik keberangkatan hajinya, suamiku memintaku untuk mencari tahu rumahnya mbah Warijah, Berbekal informasi dari teman berjualannya, kami mencari rumahnya, lumayan jauh juga.
Kami bertemu mbah warijah di rumahnya yang sederhana,yang ditinggalinya bersama anak dan cucunya.
Beginilah kisahnya: Mbah Warijah sejak muda menjadi single parent dari 2 anaknya setelah berpisah dari suaminya. Dia bercerita kalau sejak muda sudah terobsesi untuk berangkat haji setelah mendengar pengajian dari seorang kiai. Dari hasil berjualan buah, dia menghidupi keluarganya dan sebagian disisihkan untuk ditabung. "Riyin bakulan lumyan mas hasile mboten kaya sakniki, kalih pegawai men (PNS) kathah kula"begitu ceritanya. Singkat cerita uangnya sudah cukup untuk berangkat haji, dia minti ijin sama ibunya tapi tidak diijinkan."Ping 9 kula pamit kalih simbok mboten entuk2 nembe wingi niku simbok ngijini, nembe kula daftar, diewangi simbok emas 1/2 ons. Sebuah kisah luar biasa akan keteguhan niat untuk beramal sholeh.
Dalam hati mbatin juga, ibunya mbah Warijah berapa umurnya ya? Atau sebenarnya mbah Warijah belum tua juga, Sayang aku lupa tanya umurnya.
Dengan izin Allah ta'alaa tahun 2009 mbah Warijah berangkat haji. Beberapa bulan setelah kepulangannya, beliau jatuh sakit sampai akhirnya Allah memanggilnya.
Semoga Allah memberinya haji mabrur.
Dari mbah Warijah, aku belajar untuk bagaimana menjaga niat, untuktak putus asa sampai Allah izinkan. Apapun yang ingin kita kerjakan, pahala terhitung sejak kita niatkan. Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar