Seorang teman mampir ke apotek setelah
berbelanja di sebuah mall di yogyakarta. "Aku bar nukoke tas anakku mbak,
aku ra seneng nek tas anakku ana sing madhani"cerita temanku itu sembari
menunjukkan tas yang dibelikan untuk anaknya. Saat itu anaknya masih duduk di
kelas 2 SD.
Agak heran aku mendengar ceritanya, bukankah
itu akan menyusahkan anaknya sendiri kelak?. Ketika gengsi ditanamkan sejak
dini, maka dia terbiasa untuk bahagia setelah apa yang dia punya lebih dari
yang dipunyai teman2nya. Bukankah lama2 anaknya akan makin susah untuk bahagia?
Karena betapapun kekayaan seseorang itu, keinginan selalu diatas kemampuan
manusia.
Sejatinya mengajarkan kesederhanaan pada anak bukan persoalan ngirit semata, tetapi mengajarkannya untuk mudah bersyukur, qonaah(merasa cukup dengan yang ada) dan mengendalikan hawa nafsu. Dan itu adalah perkara besar, jauh lebih besar dari sekedar masalah uang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar