Dulu ketika masih kuliah, ada seorang pegawai TU yang senantiasa memberitahu ketika wesel untukku telah datang tanpa saya bertanya kepadanya. Di mana pun dia ketemu denganku dia akan berkata” Weselmu sudah datang mbak, sudah diambil
belum? Jadi saya tidak perlu susah-susah naik ke lantai 2 untuk melihat apakah wesel untuk menyambung hidup bulan ini sudah datang atau belum. Bahkan ketika dia bertemu denganku jauh di luar lingkungan kampus. Entah karena melihat diriku begitu melas, atau dia berbuat seperti itu juga kepada yang lainnya, yang jelas perhatiannya membuatku sangat berterima kasih dan kuyakin dia tulus karena memang dia tidak pernah kubagi dengan uang wesel yang kuterima (hi hi bukannya pelit tapi ngepas). Oya, dulu masih model kiriman pakai wesel ya…
Kemudian ketika awal menikah dan sempat tinggal di dekat jalan ringroad utara Yogyakarta. Saya bertetangga dengan seorang simbah-simbah yang tinggal sendiri di rumah petaknya. Setiap hari sepulang kerja selalu saya dapati jemuran baju yang saya jemur di samping rumah sudah dalam kondisi terlipat rapi. Bahkan ketika saya pulang malam dari suatu acara, entah itu pulang ke rumah ortu/mertua maka simbah itu sudah menyediakan satu termos air panas untuk saya sehingga saya lansung bisa menghangatkan badan dengan secangkir the panas. Sebuah kebaikan yang untuk jaman sekarang mungkin tidak terasa karena mudahnya sarana untuk itu. Sebuah kebaikan yang bagi saya sangat menyentuh.
Saat saya terbirit-birit hendak membeli tiket karena takut ketinggalan kereta api prameks yang memang mau berangkat, sedang penjaga tiket tidak bersedia melayani saya segera karena sedang negosiasi tiket dengan seorang ibu-ibu, tiba-tiba ibu itu malah memberikan tiket api prameks yang tidak jadi dipakainya,serta menyuruh saya buru-buru supaya tidak terlambat tanpa mau menerima uang dari saya sebagai ganti tiketnya. Tiket untuk dua orang lagi. Masya Allah, padahal ibu itu tidak kenal saya.
Dan ada banyak kejadian-kejadian yang lain yang menggambarkan bagaimana orang berbuat baik kepada kita tanpa syarat, maksudnya bukan karena dia membalas kebaikan dari kita, bahkan kadang dari orang yang tidak kita kenal sebelumnya.
Bagaimana bisa? Begitulah Allah, Yang menguasai Hati hati manusia, mencondongkan orang lain itu kepada kita, sehingga mereka rela berbuat baik kepada kita. Samasekali bukan karena hebatnya kita, atau baiknya kita. Maka kewajiban kita untuk memuji Allah setiap kita menerima kebaikan dari seseorang dan berterima kasih kepada orang lain yang telah menjadi wasilah/sarana datangnya nikmat Allah itu pada kita.
Kebaikan yang kita terima adalah nikmat dari Allah, terkadang juga sebagai tasliyah/hiburan saat Kita menerima ujian/cobaan dariNya. Satu-satunya cara untuk memperbanyak datangnya kebaikan dalam hidup kita adalah dengan banyak berbuat baik kepada orang lain semata-mata karena mengharap ridha Allah. Amat banyak hadis Rasulullah yang menjelaskan bahwa tiadalah balasan dari kebaikan melainkan kebaikan juga. Kebaikan yang kita kerjakan dengan ikhlas akan memantul kepada kita sendiri baik di dunia hingga akhirat nanti.
Wallahu’alam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar