Minggu, 24 Februari 2013

CERITA TENTANG BAHAGIA



Sudah musim liburan lagi, jadi keinget kejadian di libur hari raya idul fitri beberapa waktu yang lalu. Waktu itu ponakan2 minta main ke gembira loka, biasane sih tidak berminat mengantar saat libur hari raya, males desak-desakannya, yang kedua pilih jaga rumah kalo ada tamu yang datang.Tetapi berhubung yang pengin main banyak dan 1 mobil tidak cukup, terpaksalah ikut mengantar ke gembira loka.
Benar saja, gembira loka penuh sesak, macam arus mudik saja, padat merayap. Salah satu ponakanku jalan sambil bersungut-sungut" Ini sih bukan kebun binatang tetapi kebun orang". Ha ha ha habis buanyak banget pengunjungnya.
Di saat lagi berusaha menikmati suasana sambil jalan gandengan sama suami, tak kuduga seorang ibu muda yang jalan tepat di depanku berkata," Mesakake ya mas nek sing ora duwe anak, prei-prei ngene arep ngeterke sapa coba? Ora ana sing diterke". Masya Allah, kok ya pas di depanku dia ngomong seperti itu. Aduuh.... kasian deh gue, he he he.
Alhamdulillah aku tak semenderita seperti yang orang itu sangka, dan jika berdesakan seperti itu membahagiakan, berarti aku juga bahagia to?
Kadang orang melihat kebahagiaan dari kacamatanya sendiri, jika dia bahagia dengan keadaannya maka dia menganggap orang lain tidak bahagia jika keadaannya tidak seperti yang dia rasa. Padahal tidaklah demikian, karena jika kebahagiaan itu tergantung pandangan manusia akan banyak orang yang menderita.
Kebahagiaan ada di dalam hati, pada hati yang bisa melihat dan mensyukuri nikmat Allah. Nikmat dari Allah begitu banyak dan berserak, semua orang bisa bahagia jika dia mau, karena tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak mendapat nikmat dan rizqi dari Allah. Jika dia bersyukur sudah pasti dia akan bahagia.
Hilangnya beberapa nikmat atau ditahannya beberapa nikmat yang lain takcukup jadi alasan untuk menderita karena nikmat yang diberi masih banyak tak terhitung.
Benar, nikmat yang Allah beri tak semua orang sama dan tak ada yang sempurna pasti ada kurangnya, karena kenikmatan sempurna hanya Allah sediakan nanti di yaumil jaza'.
Justru kondisi yang berbeda-beda di antara manusia adalah bentuk kasih sayangNya agar manusia bisa saling memberi, saling menyayangi dan hidup menjadi lebih membahagiakan karenanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar